Kapal Perang TNI-AL Tiba di Indonesia

Kapal perang TNI-AL tengah berlayar.-FOTO IST -
KRI Brawijaya-320 dari Italia
SURABAYA – TNI Angkatan Laut (TNI-AL) menyambut kabar gembira kedatangan kapal perang terbaru, KRI Brawijaya-320, yang baru tiba di perairan Indonesia setelah berlayar dari Italia.
Kapal ini, yang dibeli dari galangan kapal Fincantieri, menjadi bagian dari upaya modernisasi armada laut nasional untuk memperkuat kedaulatan maritim di tengah tantangan geopolitik regional.
Kedatangan KRI Brawijaya-320 pada awal September 2025 ini disambut hangat oleh dua unsur TNI AL di Selat Sunda, menandai langkah strategis Indonesia dalam memperkuat pertahanan negara kepulauan terbesar di dunia.
KRI Brawijaya-320, yang awalnya dibuat untuk Angkatan Laut Italia dengan nama Marcantonio Colonna, dibeli oleh Indonesia melalui kontrak senilai 1,18 miliar euro (sekitar Rp19,9 triliun) yang ditandatangani pada Maret 2024.
Upacara pemberian nama simbolis (shipnaming) dilakukan pada 29 Januari 2025 di galangan kapal Fincantieri Muggiano, Italia, dipimpin oleh Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali dan Ketua Umum Jalasenastri Fera Muhammad Ali.
Kapal ini berlayar dari La Spezia, Italia, pada 29 Juli 2025, dan menempuh perjalanan sekitar satu bulan untuk mencapai Indonesia.
Panglima Komando Armada (Pangkoarmada) RI Laksamana Madya TNI Denih Hendrata mengonfirmasi bahwa kapal tersebut dijadwalkan tiba pada awal September 2025, tepatnya 10 September di Pangkalan Koarmada II, Surabaya.
Kedatangan di Selat Sunda disambut oleh unsur TNI AL, termasuk kapal pendamping, menunjukkan kesiapan 100% dari aspek material dan personel.
Ini adalah kapal pertama dari dua unit Offshore Patrol Vessel (OPV) atau Pattugliatore Polivalente d’Altura (PPA) yang dibeli dari Italia. Saudaranya, KRI Prabu Siliwangi-321 (awalnya Ruggiero di Lauria), dijadwalkan tiba pada April 2025, meskipun keduanya direncanakan beroperasi penuh pada 2025 untuk memperkuat pertahanan laut.
KRI Brawijaya-320 adalah kapal patroli lepas pantai (OPV) dengan kemampuan setara fregat, menjadi salah satu kapal tempur terbesar TNI AL dengan bobot operasional lebih dari 5.000 ton.
Berikut spesifikasi utamanya yang membuatnya menjadi aset strategis untuk kapal perang TNI AL terbaru dari Italia 2025, diantaranya
Dimensi dan Performa: Panjang 143 meter, lebar 16,5 meter, draft 5,2 meter. Kecepatan maksimal 32 knot dengan sistem pendorong combine diesel, electric, dan gas turbin. Endurance mencapai 5.000 mil laut (NM), memungkinkan operasi jarak jauh di wilayah maritim Indonesia yang luas.
Kapasitas: Mampu menampung 171 personel, dilengkapi dek helikopter untuk operasi udara, dan modularitas desain yang fleksibel untuk misi peperangan anti-udara (AAW), anti-permukaan, dan anti-kapal selam.
Sistem Persenjataan, yakni 16 Vertical Launch System (VL) untuk rudal Surface-to-Air Missiles (SAM) Aster 15, 8 rudal Surface-to-Surface Missiles (SSM) Teseo Mk-2E, Meriam 127 mm Vulcano dan 76 mm Strales, Torpedo, meriam ringan 25 mm dengan Fire-Control Radar (FCR) RTN 10X Dardo, Sistem peperangan elektronik (RECM, RESM, CESM), Tactical Data Link-Y, dan Multifunction Radar Leonardo Kronos.
Fitur Tambahan, yakni Desain stealth untuk mengurangi deteksi radar, sistem decoy Terma untuk pertahanan, dan kemampuan peperangan siber terintegrasi, menjadikannya kapal multifungsi untuk patroli, SAR (pencarian dan penyelamatan), dan operasi militer selain perang (OMSP).
Nama KRI Brawijaya-320 diambil dari raja-raja Nusantara, melambangkan harapan agar kapal ini menjadi legenda baru dalam menjaga kedaulatan bangsa.
Pengadaan KRI Brawijaya-320 merupakan bagian dari kerja sama strategis Kementerian Pertahanan RI dengan Fincantieri, yang dimulai setelah kunjungan kapal Italia Francesco Morosini dan Raimondo Montecuccoli ke Indonesia pada 2023-2024.
Kontrak ini mencakup offset seperti konsultasi pengembangan galangan kapal, pelatihan enam bulan di Italia, dan transfer teknologi untuk industri pertahanan dalam negeri.
KSAL Laksamana TNI Muhammad Ali menekankan bahwa kapal ini akan memperkuat pertahanan pantai dan choke points maritim, sejalan dengan Minimum Essential Force (MEF) TNI AL.
Dengan kedatangan ini, armada TNI AL mencapai 165 unit KRI, ditambah 136 KAL dan 113 pesawat udara.
Rencana selanjutnya termasuk tambahan fregat dari Eropa dan kapal induk seperti ITS Giuseppe Garibaldi dari Italia.
Kedatangan KRI Brawijaya-320 menandai era baru modernisasi TNI AL, dengan rencana tambahan kapal induk dan fregat untuk 2025-2026.
Pemerintah di bawah Presiden Prabowo Subianto berkomitmen mengalokasikan anggaran pertahanan hingga $20 miliar untuk 2020-2024, termasuk pengadaan dari Italia. (disway/c1/yud)