Indonesia Siap Bangun Kilang 1 Juta Barel

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia.--FOTO ANTARA
JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengirimkan tim ke Angola, sebuah negara di Benua Afrika, dan Amerika Serikat untuk mempelajari kilang portabel dalam rangka pembangunan kilang 1 juta barel di Indonesia.
’’Tim saya itu berangkat ke Angola dan Amerika Serikat untuk mengecek kilang yang portabel," ucap Bahlil setelah menghadiri Jakarta Geopolitical Forum IX/2025 Lemhannas RI di Jakarta, Selasa (24/6).
Kementerian ESDM akan mempelajari bagaimana negara-negara tersebut mengoperasikan kilang portabel, sebelum Indonesia membangun kilang minyak (refinery) dengan kapasitas 1 juta barel. Tim yang berangkat ke Angola dan Amerika Serikat, kata dia, terdiri atas Kementerian ESDM, SKK Migas, dan Pertamina.
"Jadi, kami mengecek dulu contohnya seperti apa, bagaimana cara operasinya, apakah sudah sesuai dengan ekspektasi atau belum," kata Bahlil, dikutip dari Antara.
Pernyataan tersebut terkait dengan rencana pemerintah membangun kilang minyak (refinery) dengan kapasitas 1 juta barel. Bahlil merinci pembangunan kilang berkapasitas 1 juta barel tersebut dilakukan di wilayah Kalimantan, Jawa, Sulawesi, dan Maluku-Papua agar terjadi pemerataan.
Selain itu, pemerintah juga akan membangun fasilitas penyimpanan (storage) dengan kapasitas 1 juta barel. Pembangunan kilang itu merupakan bagian dari 21 proyek hilirisasi tahap pertama yang bakal menerima kucuran dana investasi sebesar 40 miliar dolar AS. Proyek-proyek itu juga bagian dari target hilirisasi senilai 618 miliar dolar AS pada 2025.
Di samping pembangunan kilang, beberapa proyek utama lainnya juga mencakup pembangunan fasilitas penyimpanan minyak di Pulau Nipah, Kepulauan Riau, untuk memperkuat ketahanan energi nasional. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) juga berupaya untuk mendongkrak lifting minyak dan gas bumi (migas) sembari membangun kilang berkapasitas satu juta barel per hari.