Kemenkes Sebut Perokok Usia 10-18 Tahun Capai 5,9 Juta

Kawasan tanpa asap rokok.--FOTO ANTARA
“Apa yang kita kerja samakan sebetulnya adalah dalam rangka upaya untuk melindungi anak-anak kita. Kita tidak bisa biarkan mereka terus terpapar tanpa perlindungan yang memadai,” tutup Nadia.
Kemenkes RI juga menyoroti fenomena menyedihkan di tengah masyarakat. Yakni banyak keluarga di Indonesia yang lebih memilih membeli rokok ketimbang memenuhi kebutuhan pokok, seperti telur, sayur, ikan, bahkan biaya pendidikan anak.
Hal ini disampaikan Direktur Penanggulangan Penyakit Tidak Menular Kemenkes Siti Nadia Tarmidzi dalam paparannya terkait peningkatan prevalensi perokok di usia anak dan remaja.
“Ini yang lebih menyedihkan lagi. Kalau kita lihat pengeluaran rumah tangga, orang lebih memilih beli rokok daripada beli sayur, ikan, atau bahkan telur,” ungkap Nadia, Rabu (11/6).
Nadia menekankan bahwa secara nilai, satu batang rokok setara dengan satu butir telur. “Sebenarnya lebih baik beli satu telur, bisa untuk keluarga. Sementara satu batang rokok hanya untuk diri sendiri. Ini logikanya sudah tidak masuk akal,” lanjutnya.
Menurut Nadia, situasi ini mencerminkan pola konsumsi yang mengabaikan kesehatan dan masa depan keluarga, termasuk pendidikan anak.