Segera Reformasi Pendidikan Berkelanjutan!

Prof. Erry Yulian Triblas Adesta, Ph.D.--FOTO ISTIMEWA

BANDARLAMPUNG – Sistem pendidikan Indonesia saat ini mendapat sorotan dari akademisi Universitas Bandar Lampung (UBL), Prof. Erry Yulian Triblas Adesta, Ph.D. Menurutnya, sistem pendidikan Indonesia saat ini harus segera direformasi berkelanjutan.

 

"Pendidikan sejatinya adalah investasi jangka panjang. Jika Indonesia ingin lepas dari jebakan negara berpendapatan menengah (middle income trap), segera reformasi pendidikan," tegas Prof. Erry.

 

Prof. Erry menyampaikan, reformasi pendidikan adalah langkah fondasi kokoh untuk masa depan yang berdaulat, berdaya saing, dan berkeadaban. "Kita juga membutuhkan pemimpin visioner, kebijakan berbasis bukti, dan kolaborasi lintas sektor," katanya.

 

Prof. Erry mengatakan, pendidikan adalah jalan utama menuju kemajuan bangsa. ’’Namun setelah lebih dari tujuh dekade merdeka, Indonesia masih bergelut dengan masalah-masalah mendasar dalam dunia pendidikan. Kita belum berhasil keluar dari paradoks: alokasi anggaran pendidikan terus meningkat, tetapi kualitas dan pemerataan hasilnya stagnan," jelas Prof. Erry.

 

Berbagai persoalan pendidikan Indonesia, kata Prof. Erry, salah satunya kurikulum yang tidak konsisten dan tidak adaptif. ’’Kurikulum pendidikan nasional kerap berubah tanpa evaluasi jangka panjang. Sejak reformasi, Indonesia telah mengganti kurikulum lebih dari lima kali. Mulai dari KBK, KTSP, Kurikulum 2013, hingga Kurikulum Merdeka. Pergantian ini seringkali terjadi karena tekanan politik atau keinginan populis. Bukan karena hasil riset pendidikan atau bukti empiris. Akibatnya, guru dan siswa menjadi korban kebijakan yang tidak konsisten,’’ ungkapnya.

 

Prof. Erry juga menilai minimnya peran orang tua dan komunitas. "Dalam sistem pendidikan yang efektif, keluarga dan komunitas memiliki peran penting. Namun, banyak orang tua di Indonesia menyerahkan sepenuhnya pendidikan anak kepada sekolah," ujarnya.

 

Berbagai polemik sistem pendidikan Indonesia, kata Prof. Erry, kerap adanya intervensi politik dalam kebijakan pendidikan semestinya menjadi program panjang bangsa dan bukan ladang eksperimen setiap kali terjadi pergantian kekuasaan. ’’Sayangnya, kebijakan pendidikan sering kali berubah mengikuti arah politik. Hal ini menyebabkan ketidakstabilan sistem, lemahnya implementasi di lapangan, dan hilangnya arah jangka Panjang,’’ katanya. 

 

Tag
Share