Indonesia Jadi Tempat Uji Coba Vaksin TB Bill Gates

-GRAFIS/EDWIN RADAR LAMPUNG-
JAKARTA - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan sejumlah alasan mengapa Indonesia tertarik menjadi tempat uji coba klinis vaksin tuberkulosis (TB).
Menurutnya, salah satu tujuannya agar bisa mengetahui kecocokan vaksin TB dengan genetik masyarakat Indonesia.
’’Karena dengan melakukan clinical trial level 3, kita bisa tahu lebih dahulu kecocokannya dengan orang kita karena itu tergantung genetiknya juga," ujar Budi saat dijumpai awak media di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, dikutip dari Antara, Jumat (9/5).
Selain itu, keterlibatan dalam uji coba ini memberikan manfaat lain, yakni akses terhadap teknologi vaksin TB melalui kolaborasi dengan ilmuwan lokal dari Universitas Padjadjaran (Unpad) dan Universitas Indonesia (UI).
Budi menambahkan jika uji coba klinis tersebut berhasil, Indonesia berpeluang memproduksi vaksin secara mandiri melalui PT Bio Farma.
’’Kita sekaligus bisa menegosiasi nanti kalau ini sudah jadi, supaya kita bisa lakukan produksinya lebih cepat di Bio Farma di Indonesia," ujarnya.
BACA JUGA:Pansus Ancam Tutup Pabrik Bandel
Menurut Budi, produksi vaksin TB secara lokal sangat penting karena tingginya beban penyakit ini di Indonesia. Setiap tahun, sekitar satu juta orang di Indonesia terinfeksi TB, dengan angka kematian mencapai 100.000 jiwa.
’’Produksi vaksin perlu ditingkatkan setidaknya 10 kali lipat agar mampu melindungi masyarakat serta mencegah kematian akibat penyakit tersebut,” tegas Budi.
Berdasarkan informasi Kementerian Kesehatan, pembahasan terkait uji coba klinis vaksin TB saat ini telah dilakukan oleh tim dari UI dan Unpad.
Sementara, dia membuka peluang Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) turut dilibatkan dalam penanganan tuberkulosis. Terkhusus untuk skrining, Budi menyoroti minimnya masyarakat yang mau memeriksakan diri untuk mengetahui apakah sudah terjangkit bakteri mycobacterium tuberculosis.
’’Di Indonesia, diestimasi ada 1 juta orang baru terkena TB," ungkap Budi pada Peluncuran Nasional Gerakan Bersama Penguatan Desa dan Kelurahan Siaga TB di Kantor Lurah Rambutan, Jakarta Timur.
Namun demikian, hingga saat ini temuan kasus belum mencapai angka tersebut. "Kita harus menemukan 1 juta orang (penderita TB underscreening). Waktu saya masuk (menjabat sebagai Menkes), dari 1 juta orang itu ketemu cuma 400 ribu, yang 600 ribu yang lain ke mana?" paparnya.
BACA JUGA:Anggota DPR: Media Penyiaran Bisa Mati Perlahan Jika UU Penyiaran Tak Direvisi