Pengamat: Pernyataan Prabowo Bukan Presiden Boneka Melegakan Publik

Pengamat politik Jamiluddin Ritonga mengungkapkan publik lega mendengar Prabowo menegaskan dirinya bukan presiden boneka Jokowi. -FOTO IST -

JAKARTA – Pengamat politik Jamiluddin Ritonga menyatakan bahwa publik dapat merasa lega mendengar pernyataan Presiden Prabowo Subianto bahwa dirinya bukan boneka Presiden Ketujuh RI Joko Widodo (Jokowi).
’’Penegasan Prabowo itu tentu melegakan. Sebab, Prabowo memang diharapkan bukan presiden boneka, apalagi dikendalikan Jokowi,” ujar Jamiluddin melalui pesan tertulis, Selasa (6/5).
Pengamat dari Universitas Esa Unggul tersebut menambahkan bahwa masyarakat berharap Prabowo tampil sebagai pemimpin yang kuat, tegas, dan mandiri dalam mengambil keputusan, terutama dalam menjalankan roda pemerintahan.
Menurutnya, sebagian masyarakat akan merasa kecewa bila Prabowo terlalu dekat dengan Jokowi, yang belakangan ini mulai menuai persepsi negatif dari publik. “Sebagian masyarakat tak rela bila Prabowo berada dalam kendali Jokowi. Mereka tak ingin pemerintahannya terkontaminasi dengan sepak terjang Jokowi,” jelasnya.
Sebaliknya, Jamiluddin mengungkapkan bahwa masyarakat justru tak menunjukkan penolakan jika Prabowo menjalin kedekatan dengan tokoh-tokoh lain seperti Presiden keenam RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
“Tidak ada suara minor karena SBY dinilai sebagai tokoh yang tidak suka cawe-cawe dan tahu menempatkan diri,” ujarnya.
Hal serupa, kata Jamiluddin, juga terlihat saat Prabowo bertemu Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri. “Tak terdengar suara negatif, apalagi anggapan bahwa Megawati ingin mengendalikan Prabowo,” katanya.
Ia menegaskan bahwa penolakan publik terhadap anggapan Prabowo sebagai boneka politik merupakan bentuk dukungan agar sang mantan Danjen Kopassus menjadi pemimpin sejati.
“Masyarakat hanya ingin Prabowo jadi dirinya sendiri. Jadi macan Asia sesungguhnya, yang dapat memimpin Indonesia tanpa kendali siapa pun,” pungkas Jamiluddin.
Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto membantah anggapan bahwa dirinya dikendalikan oleh Presiden Ke-7 Joko Widodo (Jokowi). Pernyataan tersebut disampaikan Prabowo dalam Sidang Kabinet Merah Putih yang digelar di Kantor Presiden pada Senin (5/5).
’’Saya dibilang presiden boneka, saya dikendalikan oleh Pak Jokowi, seolah-olah beliau tiap malam menelepon saya. Saya katakan itu tidak benar,” tegas Prabowo di hadapan para menteri.
Menurut Prabowo, komunikasi yang dilakukannya dengan Presiden Jokowi bersifat konsultatif. Ia menilai hal tersebut sebagai hal yang wajar, mengingat Jokowi telah memimpin Indonesia selama satu dekade dan memiliki pengalaman yang layak dijadikan acuan.
“Bahwa kita konsultasi, iya. Itu seorang pemimpin yang bijak—konsultasi, minta pendapat, minta saran. Beliau 10 tahun berkuasa,” jelasnya.
Prabowo juga menyebut dirinya kerap berkonsultasi dengan presiden-presiden terdahulu lainnya, seperti Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri dan Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Bahkan, ia sempat melontarkan candaan ingin berkonsultasi dengan almarhum Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Presiden Soeharto, hingga Presiden Soekarno jika memungkinkan.
“Kalau bisa menghadap Gus Dur, Pak Harto, atau Bung Karno, saya akan minta pandangan dan saran juga,” ucap Prabowo disambut tawa hadirin.
Pernyataan ini disampaikan untuk menjawab berbagai isu yang menyebut Prabowo hanyalah perpanjangan tangan Jokowi dalam memimpin pemerintahan saat ini.
Sebelumnya,  Presiden Ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) memastikan tidak ada kekuasaan ganda atau matahari kembar dalam pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Dia menegaskan bahwa satu-satunya pemimpin pemerintahan adalah Presiden Prabowo.
’’Sudah saya sampaikan berkali-kali, tidak ada matahari kembar. Matahari cuma satu, yaitu Presiden Prabowo Subianto,” kata Jokowi di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (22/4).
Pernyataan itu disampaikan Jokowi untuk menanggapi isu yang berkembang usai sejumlah menteri Kabinet Merah Putih mengunjungi kediamannya di Solo, Jawa Tengah.
Jokowi juga menanggapi polemik terkait kunjungan para peserta Didik Sekolah Staf dan Pimpinan Menengah (Serdik Sespimmen) Polri ke kediamannya. Menurutnya, selain anggota Polri, juga ada tamu dari Taruna Nusantara dan Angkatan Laut.
“Mereka datang ingin mendengar pandangan saya soal kepemimpinan dan pengalaman dalam pemerintahan. Saya hanya menyampaikan apa yang saya tahu. Yang tidak tahu, ya tidak saya jawab,” ujar Jokowi.
Menanggapi hal itu, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi memastikan tidak ada indikasi matahari kembar. Ia menyebut aktivitas Jokowi memberikan arahan kepada Serdik Sespimmen pada Kamis (17/4) bukan bentuk intervensi.
“Oh, enggak ada lah (matahari kembar),” ujar Prasetyo di Komplek Istana, Senin (21/4).
Ia juga meminta agar kunjungan sejumlah menteri ke kediaman Jokowi tak ditafsirkan sebagai aktivitas politik. “Kalau ada menteri yang silaturahmi ke Pak Jokowi, itu wajar. Apalagi dalam suasana Lebaran,” katanya.
Menurut Pras, Presiden Prabowo juga tidak mempermasalahkan kunjungan tersebut karena menganggapnya sebagai bentuk silaturahmi.
Ia menegaskan bahwa jajaran kabinet saat ini tetap solid dan tengah bekerja keras menyelesaikan berbagai persoalan. “Semua sedang bekerja dengan tanggung jawab masing-masing,” pungkasnya.  (jpnn/c1/abd)

Tag
Share