7 Penyebab dan Gejala Keracunan Makanan yang Perlu Diwaspadai

Sakit perut merupakan salah satu gejala keracunan makanan.-Foto Pixabay-

RADAR LAMPUNG - Keracunan makanan terjadi saat seseorang mengonsumsi makanan yang terkontaminasi oleh virus, bakteri, parasit, atau patogen lainnya. Umumnya, kontaminasi ini disebabkan oleh kelalaian dalam proses pengolahan atau penyimpanan makanan yang tidak sesuai dengan standar kebersihan.

Berbagai jenis bakteri yang dapat menyebabkan keracunan makanan antara lain Campylobacter, Escherichia coli, Salmonella, Listeria, Shigella, dan Clostridium botulinum. Selain bakteri, virus seperti norovirus, rotavirus, dan parasit seperti Cryptosporidium, Giardia, serta Entamoeba histolytica juga berpotensi menjadi penyebabnya.

Mengetahui tanda-tanda awal keracunan makanan sangat penting untuk memastikan penanganan yang cepat, mencegah kondisi semakin memburuk. Berikut adalah faktor penyebab dan gejala yang perlu diwaspadai.

 

Faktor yang Meningkatkan Risiko Keracunan Makanan

Beberapa kebiasaan buruk dalam pengolahan atau penyimpanan makanan dapat memperbesar kemungkinan kontaminasi, antara lain:

- Penyajian makanan yang tidak matang sempurna

Makanan seperti sosis, ayam, atau daging lainnya harus dimasak sampai benar-benar matang agar bakteri berbahaya tidak tertinggal di dalamnya.

- Suhu penyimpanan yang tidak tepat

Makanan seperti daging, susu, dan produk olahan lainnya memerlukan suhu dingin untuk mencegah berkembangnya bakteri. Menyimpan makanan pada suhu ruangan terlalu lama sangat berisiko.

- Meninggalkan makanan matang di suhu ruang

Setelah dimasak, makanan yang dibiarkan terlalu lama pada suhu ruang dapat menjadi tempat berkembangnya mikroorganisme berbahaya.

- Mengkonsumsi makanan yang sudah lewat masa kedaluwarsa

Mengabaikan tanggal kedaluwarsa meningkatkan potensi kontaminasi. Pastikan selalu memeriksa label sebelum mengonsumsi produk.

Tag
Share