Ramadan sebagai Momentum Transformasi Diri

ramadan sebagai momentum transformasi diri ramadan hadiah yang agung bagi kita semua. ia hadir sebagai cahaya di tengah gelapnya kelalaian, sebagai embun yang menyejukkan jiwa-jiwa yang kering dari zikir dan amal saleh.  di bulan ini, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan setiap amal ibadah akan dibalas dengan pahala berlipat ganda. namun, apakah kita sudah benar-benar menyadari arti pentingnya kehadiran ramadan?  bulan ramadan datang berkali-kali dalam hidup kita, tapi apakah kepergiannya selalu meninggalkan bekas yang mendalam di hati kita?  atau justru ia berlalu begitu saja, tanpa ada perubahan yang berarti dalam diri kita? jika memang pada bulan ramadan tahun-tahun yang lalu kita kurang memanfaatkannya dengan maksimal, mari kita jalani ramadan tahun ini lebih bermakna.  kita jadikan ramadan ini sebagai perjalanan spiritual yang membersihkan hati dan jiwa, mengasah kesabaran, dan mendidik kita untuk lebih dekat kepada allah.  lisan yang terbiasa mengeluh kini menjadi gemar berzikir, tangan yang gemar menggenggam dunia kini menjadi ringan berbagi, dan hati yang berdebu kini lebih banyak bersujud. baca juga:qudrotul ikhwan-hankam hasan ajak seluruh elemen masyarakat bersatu bangun tuba lihatlah bagaimana rasulullah dan para sahabat nabi dalam menjalani ramadan.  selain berpuasa, salat tarawih dan itikaf, mereka juga memperbanyak tilawah alquran, memperbanyak bersedekah, dan lebih bersemangat dalam melakukan amal saleh.  enam bulan sebelum ramadan mereka berdoa agar allah dipertemukan dengan bulan ramadan dan enam bulan setelahnya mereka berdoa agar amal ibadah mereka diterima.  begitulah kesungguhan mereka. sebab, mereka memahami betapa berharganya bulan ramadan. lalu, bagaimana dengan kita? sudahkah ramadan ini menjadi momentum perubahan bagi diri kita?  ataukah kita masih terjebak dalam kebiasaan lama, menjadikan puasa sekadar rutinitas tanpa makna?  jangan sampai kita termasuk orang yang hanya mendapatkan lapar dan dahaga tanpa pahala.    rasulullah mengingatkan: “betapa banyak orang yang berpuasa tetapi dia tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga.” (hr. ath-thabrani).   hendaknya kita ingat, betapa banyak orang yang tahun lalu masih berpuasa bersama kita, tetapi kini telah kembali ke haribaan-nya.    kita tahun ini masih diberi kesempatan bertemu dengan ramadan, tetapi adakah jaminan bahwa kita akan bertemu dengan ramadan tahun depan?   maka, jangan biarkan bulan ramadan ini berlalu begitu saja tanpa jejak yang bermakna di hati kita.    mari jadikan setiap detiknya sebagai momentum perubahan. bukan sekadar menahan lapar, tetapi juga membersihkan hati.    bukan sekadar menahan haus, tetapi juga menyirami jiwa dengan iman.    bukan sekadar melewatkan hari demi hari, tetapi menjadikannya sebagai jalan untuk menggapai ridha allah.   muliakanlah ramadan ini sebagaimana rasulullah dan para sahabat memuliakannya. hidupkan malam-malamnya dengan qiyamullail, membaca alquran, dan memperbanyak doa.    warnai siangnya dengan amal saleh dan semoga ramadan menjadi saksi bahwa kita telah berjuang menjadi hamba yang lebih baik.   mari kita tapaki ramadan ini dengan hati yang bersih, jiwa yang tenang, dan amal yang penuh makna.    jadikan setiap detiknya sebagai cahaya yang menerangi jalan menuju ridha-nya.    jangan biarkan ramadan ini berlalu tanpa mengubah diri kita.    jangan biarkan ia hanya meninggalkan kenangan, tetapi jadikanlah ia bulan yang menanamkan keimanan.    jangan biarkan ia hanya menyentuh raga, tetapi biarkan ia meresap ke dalam jiwa kita.    mari kita persembahkan setiap doa, setiap air mata, dan setiap amal saleh kita sebagai bukti cinta kepada-nya. (*)  

Tag

Share

• 
• 
• 
• 
•