Pertamina Masih Bergantung Minyak Impor

PERTAMINA Dirut PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri (tengah) saat konferensi pers yang dipantau secara daring, Senin (3/3).--FOTO TANGKAPAN LAYAR YOUTUBE
"Semua sektor digerakkan, baik dari sektor hulu di mana kami terlibat dalam kegiatan-kegiatan untuk upaya meningkatkan produksi migas nasional. Tujuannya adalah untuk mengurangi impor crude dari luar negeri," jelas Wiko.
Selain itu, Wiko menjelaskan guna mewujudkan swasembada energi pihaknya memperoleh dukungan di sektor hulu di mana pemerintah baru saja mengeluarkan ketentuan bahwa minyak bagian pemerintah harus diolah di kilang Pertamina.
Imbasnya, Pertamina telah melakukan upgrading kilang dengan valuable produk yang meningkat dari sebelumnya 75 persen, sekarang sudah mencapai 82 persen.
"Artinya, range minyak yang bisa menghasilkan produk yang bernilai ketika diolah di kilang kita juga meningkat. Tentu saja ini akan menambah kemampuan kilang menghasilkan produk," jelas Wiko.
Selain itu, kata Wiko, pemerintah juga mendorong pengembangan energi yang tidak berbasis fosil. Hal ini dibuktikan dengan baru saja dikenalkan kepada masyarakat, yakni B40.
Ia meyakini, B40 secara signifikan akan mengurangi impor minyak mentah. Namun demikian dengan seiring bertumbuhnya industri, kebutuhan masyarakat atas energi juga meningkat.
Itu sebabnya, Pertamina memastikan bila memang masih diperlukan impor minyak mentah. Pihaknya akan komit tak mengulangi kejadian yang sudah terjadi dengan memperbaiki tata kelola.