PTPN IV PalmCo Perkuat Kemitraan Sawit untuk Tingkatkan Kesejahteraan Petani
Foto bersama dalam Forum Bisnis Kemitraan Aspekpir Indonesia yang digelar di Pekanbaru, akhir Agustus lalu.-Foto Ist-
JAKARTA, RADAR LAMPUNG – PTPN IV PalmCo, subholding dari Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), menegaskan komitmennya mendorong kemitraan dengan pemerintah, asosiasi, dan petani sawit guna meningkatkan kesejahteraan pekebun. Hal ini mengemuka dalam Forum Bisnis Kemitraan Aspekpir Indonesia yang digelar di Pekanbaru, akhir Agustus lalu.
Acara tersebut menghadirkan jajaran manajemen PTPN IV, Ketua Umum GAPKI Eddy Martono, Ketua Aspekpir Indonesia Setyono, perwakilan Pemprov Riau, pelaku industri, dan petani sawit.
Direktur Utama PTPN IV PalmCo, Jatmiko Santosa, menegaskan peran PalmCo bukan hanya sebagai pembeli hasil panen, tetapi juga motor penggerak ekosistem sawit dari hulu ke hilir. “Kami mendorong peremajaan sawit rakyat, penyediaan bibit unggul bersertifikat, hingga penguatan kelembagaan petani. Semua ini untuk keberlanjutan produktivitas dan peningkatan kesejahteraan,” ujarnya.
Hingga Juli 2025, PalmCo telah memfasilitasi rekomendasi teknis untuk 14.520 hektare kebun, realisasi pencairan dana BPDPKS di 13.864 hektare dengan nilai Rp831 miliar, serta penanaman di 10.628 hektare kebun masyarakat. Selain itu, perusahaan menyalurkan 5,7 juta bibit unggul untuk program peremajaan di lahan 40.000 hektare milik 20.000 petani.
PalmCo juga mendampingi 90 koperasi dengan pelatihan teknis dan manajemen, serta mendorong sertifikasi minyak sawit berkelanjutan (RSPO) yang sudah diterapkan di 1.889 hektare milik 869 kepala keluarga. “Capaian ini adalah hasil kolaborasi antara petani, pemerintah, dan asosiasi,” tambah Jatmiko.
Senada dengan itu, SEVP Business Support PTPN IV Regional III, Bambang Budi Santoso, menekankan pentingnya sinergi untuk meningkatkan daya saing sawit nasional. Ia mencontohkan keberhasilan Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) di Riau yang membuat pendapatan petani mitra meningkat hingga rata-rata Rp12 juta per bulan. “Manfaatnya tidak hanya bagi keluarga petani, tapi juga menggerakkan ekonomi desa,” katanya.
Apresiasi juga datang dari Ketua Dewan Pengawas Aspekpir, Rusman Heriawan, yang menyebut kemitraan antara PTPN IV dan petani sawit telah terjalin sejak 1980-an. “Fakta di lapangan menunjukkan, sawit berhasil mengangkat kesejahteraan masyarakat dan berkontribusi besar terhadap penurunan kemiskinan,” ucapnya.
Dengan kolaborasi erat lintas pihak, diharapkan industri sawit Indonesia semakin tangguh, petani makin sejahtera, dan kontribusinya terhadap perekonomian nasional kian signifikan. (*)