Pertamina Masih Bergantung Minyak Impor

PERTAMINA Dirut PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri (tengah) saat konferensi pers yang dipantau secara daring, Senin (3/3).--FOTO TANGKAPAN LAYAR YOUTUBE
JAKARTA - Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri menyampaikan bahwa pihaknya masih bergantung pada pasokan minyak impor. Terlebih memang produksi minyak mentah dalam negeri masih belum mencukupi permintaan di Indonesia.
Secara angka, Simon menyebut perseroan masih membutuhkan 40 persen minyak mentah impor dan sekitar 42 persen produk dari luar Indonesia.
’’Jadi memang kita mengetahui bahwa produksi minyak mentah dalam negeri kita memang belum mencukupi untuk memenuhi demand yang ada," kata Simon dalam konferensi pers yang dipantau secara daring, Senin (3/3).
"Dengan demikian kurang lebih ada sekitar 40 persen kebutuhan kita untuk menambah sumber dari luar Indonesia untuk minyak mentah. Dan sekitar 42 persen untuk sumber produk dari luar Indonesia," sambungnya.
Lebih lanjut, Simon juga mengungkapkan impor masih terus dipertahankan guna memastikan ketahanan energi dan ketersediaan energi di masyarakat. Meskipun beberapa hari belakangan, persoalan impor minyak di Pertamina sedang menjadi sorotan usai sejumlah pejabat yang diciduk Kejaksaan Agung (Kejagung).
Itu sebabnya, kata Simon, dengan kejadian tersebut pihaknya berjanji akan lebih transparan dan menerapkan tata kelola yang baik.
"Dalam hal ini koordinasi dengan Kementerian ESDM tentunya kita akan membuat sekaligus mengevaluasi kembali proses yang ada selama ini. Proses yang tentunya sudah berjalan baik, kita pertahankan. Dan celah-celah yang kemarin sempat kita dengar dari temuan atau fakta hukum, kita perbaiki," ungkapnya.
Pada kesempatan yang sama Wakil Direktur Utama Pertamina Wiko Migantoro menyampaikan bahwa di bawah pemerintahan baru saat ini Pertamina terus didorong untuk meningkatkan kapasitas nasional dalam rangka meningkatkan swasembada energi.