Welcome To Tir Na Nog
“Dengarkan Aku!!! Malaikat saja bentuknya bisa sangat menyeramkan termasuk para Elf beracun itu!!!” Ucap Siren tadi memotong.
“Ingat ini wahai pemuda, para Nimfa yang mereka selalu bicarakan sebenarnya-“ tapi sebelum Siren tadi menyelesaikan kata-katanya, para peri kecil menyela.
“Hentikan Siren!! Kami tak akan biarkan kamu membohongi Ksatria kami, sudah cukup!!!..” para peri yang berdatangan segera mengucap mantra yang membuat Siren itu dililit rantai besi yang kuat dan dengan begitu akan semakin mudah untuk peri-peri semua membawanya dengan sihir.
“Kita bertemu lagi wahai ksatria, tolong lupakan apa yang dibicarakan oleh Siren itu karena semua yang dikatakannya hanya bualan” kata seorang peri yang sepertinya memimpin penangkapan itu.
“Oh ya kami semua pergi dulu dan hati-hati lah..” sembari para peri melayangkan Siren tadi, dia berteriak
“Manusia..Jangan Percaya Mereka.. Hati-hatilah dengan kabut dan dengarkan sajaknya.. Ingat itu!,”
Teriak Siren itu dari kejauhan, tapi pemuda tadi tidak menghiraukan dan menganggap bahwa Siren tadi hanya mencoba menghentikannya dari mengalahkan ‘kegelapan’. Lagipula coba kalian pikir apakah akan ada seorang lelaki yang akan mendengarkan orang yang baru mereka temui? Tidak!
Lebih tepatnya semua manusia yang adapun tak akan memercayai orang yang pertama kali mereka temui bukan?
Tapi, satu hal yang terkadang terjadi adalah bahwa kata-kata dari seseorang yang baru kalian temuipun bisa saja menyelamatkan hidup kalian itu. Singkatnya, pemuda tadi sampai ke hutan timur tempat kuil berada dan baru berjalan sekitar lima menit saja dari pinggir hutan terdapat kuil kayu dengan hiasan lampu-lampu kecil yang indah dan sepertinya banyak tanaman aneh didepan kuil itu. Pemuda itu diam sejenak dan memandangi kuil yang asri nan cantik itu
“Halo pemuda manis kenapa memandangi kuil ini? Jika kamu sangat ingin tau kamu bisa mendekat ke terasnya” seorang Elf dengan jamur cantik seperti kristal ada di kepalanya yang sedikit lucu.
Pemuda tadi segera pergi dan naik ke teras kuil itu dan menaruh pedangnya, Elf kecil itu membawa keranjang yang berisi banyak tanaman bewarna biru gelap dan bersinar “Tunggu lah disini ya, saya akan segera kembali” kata Elf kecil tadi tersenyum manis dan berjalan masuk ke dalam kuil. Di sekeliling kuil itu terdapat banyak tanaman aneh tapi cantik ntah itu yang berada di samping kuil atau di pot di depan teras dan pot yang menggantung.
“Cantiknya tanaman-tanaman ini, terutama yang ini” pemuda tadi bergumam sambil menyentuh tanaman bunga di dekatnya.
“Itu tanaman yang cantik bukan?” Pemuda tadi terkejut dan segera berbalik melihat ke belakangnya, di sana berdiri Elf kecil tadi membawa nampan, dengan senyum manis di pipinya dia bebicara sambil menaruh nampan itu “ini minumlah tehnya, jangan sungkan" Elf itu menaruh nampan itu di samping pemuda itu dan dia duduk bersimpuh.