Kemendiktisaintek Tekankan Mitigasi Risiko

TINJAU PEMBANGUNAN RSPTN: Rektor Unila Prof. Lusmeilia Afriani mendampingi Sekjen Kemendiktisaintek Prof. Togar M. Simatupang dan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Prof. Khairul Munadi saat meninjau proses pembangunan RSPTN Unila.--FOTO HUMAS UNILA
Dalam Proses Pembangunan RSPTN Unila
BANDARLAMPUNG – Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) Prof. Ir. Togar M. Simatupang, Ph.D. bersama Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Prof. Dr. Khairul Munadi, M.Eng. meninjau proses pembangunan Rumah Sakit Pendidikan Terpadu Nasional (RSPTN), International Research Center (IRC), dan Water Waste Treatment Plant (WWTP) Universitas Lampung (Unila), Selasa (14/1). Keduanya didampingi Rektor Unila Prof. Dr. Ir. Lusmeilia Afriani, D.E.A., I.P.M., ASEAN.Eng., jajaran wakil rektor, para dekan, Manajer PIU HETI Project Prof. Dr. Satria Bangsawan., S.E., M.Si., tim PMU, dan seluruh anggota konsultan manajemen proyek.
Prof. Lusmeilia mengatakan saat ini proyek konstruksi RSPTN memasuki minggu ke-46 dengan progres pengerjaan mencapai 42 persen. ’’Beberapa perkembangan yang dicapai, berdirinya bangunan rumah sakit lima lantai, bangunan IRC, embung pengolahan limbah, basement, serta tahap pemasangan atap dan finishing bangunan luar,’’ katanya.
Dari segi capacity development progress, kata Prof. Lusmeilia, HETI Project sudah menghasilkan 121 penelitian; mengadakan workshop dan seminar dengan pembicara nasional maupun internasional; melaksanakan konferensi internasional; menerbitkan HAKI; melakukan pelatihan dasar terhadap penggunaan peralatan laboratorium; serta mengadakan in house training dalam bidang advance artificial intellegence.
Prof. Lusmeilia melanjutkan, RSPTN Unila pada awalnya diproyeksikan memiliki kapasitas 100 tempat tidur dan akan dikembangkan hingga 200 tempat tidur dengan target peningkatan status menjadi rumah sakit tipe B. ’’RSPTN ini diharapkan menjadi pusat layanan unggulan untuk penyakit tropis, endokrinologi, geriatri, dan rehabilitasi medis,’’ ungkapnya.
Sedangkan Prof. Togar M. Simatopang menekankan pentingnya mitigasi risiko untuk mengantisipasi potensi masalah hukum dan sosial. ’’Kehadiran kami di sini untuk memberikan dukungan agar 2/3 sisa pembangunan ini dapat diselesaikan sesuai target,” ungkapnya.
Sementara Prof. Khairul Munadi memberikan masukan terkait persiapan pengelolaan operasional RSPTN. Ia menekankan pentingnya penguatan manajemen rumah sakit (hospital management) dan keramahtamahan rumah sakit (hospitality management) agar RSPTN Unila mampu meningkatkan layanan kesehatan masyarakat sekaligus mendukung kualitas pendidikan kesehatan di perguruan tinggi. (rls/gie/c1)