Geophagus, American Cichlid yang Berwarna-Warni
CERAH: Ikan Geophagus Sveni Rio parana memiliki warna cantik dan menawan. -Foto Dok Brother Cichlid -
GEOPHAGUS kini sedang menjadi primadona bagi pencinta ikan hias berukuran besar. Karakternya yang tenang memberikan kesenangan sendiri bagi penghobi yang memeliharanya.
Ikan geophagus masuk ke dalam kelompok American cichlid. Kendati berasal dari Amerika Selatan, habitat aslinya, ikan tersebut sangat cocok dan mudah untuk dipelihara di Indonesia. ’’Geophagus termasuk jenis ikan besar. Tetapi, uniknya, sifatnya damai. Mereka tidak galak. Sangat cocok untuk aquascape besar,’’ ungkap pemilik Brother Cichlid, Aris, kepada Jawa Pos awal pekan lalu.
Warna-warna geophagus yang cantik dan menawan dan gerakannya yang anggun membuatnya populer di penghobi ikan hias. Selain keindahannya, Aris menambahkan, geophagus memiliki nilai ekonomi tinggi. ’’Harganya lumayan fantastis dan cenderung stabil. Tidak mudah turun harga,’’ katanya.
Ikan tersebut rata-rata berkisar Rp 300 ribu hingga Rp 500 ribu. Tergantung ukuran dan pola warnanya. Keistimewaan lain geophagus berjiwa sosial. Kalem seperti arwana, ikan itu senang berkoloni. Aris menyarankan kepada peminat untuk memeliharanya tidak hanya satu, namun berkelompok. ’’Interaksi mereka sangat menarik apabila dikoloni sehingga lebih mantap untuk dinikmati,’’ ujarnya.
BACA JUGA:Sutejo Sukses Bertanam Uwi Jumbo, Ukurannya Bisa Sebesar Kaki Gajah
Dia merekomendasikan untuk menyandingkan geophagus dengan ikan diskus atau manfish dalam satu akuarium sebagai teman. Menurut Aris, potensi ikan itu berkelahi antarmereka cenderung minim. ’’Potensi konfliknya rendah, hanya 5–10 persen. Kalaupun berantem, biasanya ringan saja,’’ tambah dia.
Geophagus membutuhkan perawatan ekstra, terutama dalam kualitas air. Aris biasanya menjaga keasaman air sekitar pH 7 dengan suhu minimal 27 derajat celsius. Bila terlalu dingin, ikan rentan terkena white spot (bintik putih).
Khusus untuk yang tinggal di daerah dingin, Aris menyarankan perlakuan adaptasi secara perlahan bagi geophagus. Misalnya, menggunakan heater untuk menjaga suhu air. Tujuannya, mencocokkan geophagus dari habitat asli dengan air Indonesia. ’’Untuk menyesuaikan pH, saya biasanya menambahkan daun ketapang. Juga sedikit garam dan obat-obatan tertentu,’’ ujarnya.
Geophagus juga memerlukan aerasi yang bagus. Karena itu, filtrasi menjadi kunci penting. Aris menyampaikan, filter sederhana dengan penyaring kapas yang banyak dijual di toko sudah memadai untuk menjaga kualitas filtrasi.
BACA JUGA: Kasasi Ditolak MA, Sritex Diharapkan Tidak PHK Karyawan
Adapun soal pakan, pelet sinking adalah pilihan terbaik karena gizinya terukur. Meski demikian, geophagus bisa diberi pakan hidup seperti cacing sutra atau cacing beku. Namun, dia lebih menyarankan pemberian pelet untuk memastikan asupan nutrisi yang optimal.
Geophagus umumnya bisa tumbuh hingga 20–30 cm. Dengan ukuran itu, geophagus termasuk salah satu ikan hias besar yang ideal untuk akuarium luas. ’’Dengan bodi besar, mereka cocok untuk tema aquascape yang megah,’’ ungkapnya.
Namun, sebagaimana ikan hias lainnya, geophagus juga memiliki tantangan. Terutama pada musim dingin. Mereka sensitif terhadap perubahan suhu. Meski begitu, Aris menegaskan, penggunaan heater sudah cukup untuk menjaga ikan tetap sehat. (jpc/nca)