Itera-UTeM Wujudkan Inovasi Air Bersih Berbasis Energi Terbarukan
INOVASI: PORTSEA-DES, alat desalinasi untuk mengolah air tidak layak konsumsi menjadi air layak minum melalui lima tahap filtrasi dan satu tahap sterilisasi.-FOTO HUMAS ITERA -
BANDARLAMPUNG – Tim dosen dan mahasiswa Institut Teknologi Sumatera (Itera) berkolaborasi dengan Universiti Teknikal Malaysia Melaka (UTeM). Kolaborasi ini dalam program penerapan teknologi pengelolaan air bersih berbasis energi terbarukan di Dusun Rowo Lintah, Kecamatan Sekampungudik, Lampung Timur.
Kegiatan pengabdian masyarakat ini didanai oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Itera melalui Skema Desa Binaan. Tujuannya membangun kesadaran akan pentingnya energi terbarukan dan pengelolaan air bersih untuk mewujudkan desa mandiri yang ramah lingkungan. Program ini dipimpin Dr. Suratun Nafisah, S.Si., M.Sc. dengan anggota Dr. Duwi Hariyanto, S.Si., M.Sc., Khansa Salasabila Suhaimi, S.T., M.T., dan Tria Kasnalestari, S.T., M.T. dari Program Studi Teknik Elektro serta Dr. Tarmizi Taher, S.Si. dari Program Studi Teknik Lingkungan, juga melibatkan mahasiswa.
Program diawali dengan kunjungan langsung ke Dusun Rowo Lintah untuk memahami kebutuhan masyarakat, potensi, dan tantangan yang dihadapi. Kegiatan ini sekaligus menjadi sarana membangun kedekatan dan meningkatkan partisipasi aktif masyarakat dalam program.
Selanjutnya dilakukan penyuluhan oleh dosen Itera terkait pentingnya kualitas air bersih dan pemanfaatan energi terbarukan. Khansa Salsabila memaparkan parameter air layak konsumsi, seperti fisik, kimia, mikrobiologi, dan radioaktif yang berperan penting dalam menjaga kesehatan masyarakat.
Sementara Tria Kasnalestari memberikan edukasi tentang energi terbarukan, termasuk manfaat dan potensinya di sektor ekonomi serta lingkungan.
Puncak kegiatan adalah penyerahan dan pelatihan penggunaan teknologi pengolahan air berbasis energi terbarukan, PORTSEA-DES. Alat desalinasi ini dikembangkan oleh mahasiswa Teknik Elektro Itera, Nabil Mubarokhah Zain dan Aldo Serunting Pasma, untuk mengolah air tidak layak konsumsi menjadi air layak minum melalui lima tahap filtrasi dan satu tahap sterilisasi.
Prosesnya sepenuhnya memanfaatkan energi surya, mendukung kemandirian energi, dan keberlanjutan lingkungan.
Menurut Suratun Nafisah, PORTSEA-DES merupakan wujud penerapan Teknologi Industri 4.0 yang menjadi pilar riset dan pengabdian Itera. Ia berharap kolaborasi dengan UTeM dan masyarakat dapat memperkuat kesadaran akan pengelolaan air bersih berbasis energi terbarukan serta mempererat kerja sama internasional Itera di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian.
’’Semoga inovasi ini memberikan dampak positif bagi masyarakat Dusun Rowo Lintah sekaligus menjadi langkah nyata dalam memajukan desa berkelanjutan di Indonesia,” harap Suratun Nafisah. (rls/c1)