Kontestasi Pilkada Lampung Barat Kotak Kosong 24,20%, Parosil-Mad Hasnurin 73,20%
-ilustrasi edwin/rlmg-
Untuk memastikan kualitas data, dilakukan quality control terhadap hasil wawancara secara acak sebesar 30% dari total sampel melalui telepon dan spot check.
BACA JUGA:Tom Lembong Ajukan Praperadilan Terhadap Penetapan Tersangka Kasus Korupsi Gula
Fenomena Kotak Kosong
Keunggulan kotak kosong di tiga kecamatan memberikan pesan penting bahwa tidak semua wilayah merespons kampanye Parosil-Mad Hasnurin dengan cara yang sama.
Kotak kosong dalam kontestasi pilkada menunjukkan adanya ketidakpuasan atau ketidakpercayaan terhadap calon yang ada. Pemilih yang memilih kotak kosong bukan berarti apatis, melainkan lebih sebagai bentuk protes atau ketidaksetujuan terhadap pilihan yang ada.
Di daerah dengan kandidat terbatas, pemilih yang merasa bahwa tidak ada calon yang cukup meyakinkan atau tidak ada pilihan lain yang lebih baik, cenderung memilih kotak kosong.
Fenomena ini lebih sering terjadi di daerah dengan politik terpusat pada satu atau dua calon utama, yang membuat pemilih merasa terjebak.
BACA JUGA:Ibunda Ronald Tannur Diduga Keluarkan Rp3,5 Miliar untuk Suap Hakim PN Surabaya
Pemilih mungkin merasa bahwa calon yang ada tidak memenuhi harapan mereka dan dianggap tidak mampu memperbaiki masalah lokal. Ini sering terjadi jika ada kekecewaan terhadap kinerja pemerintahan yang sebelumnya.
Ini juga merupakan bentuk protes terhadap sistem politik yang dianggap cacat. Misalnya, politik uang, dinasti politik, atau kurangnya transparansi dalam proses politik bisa membuat pemilih merasa bahwa pilihan yang ada tidak adil atau tidak mewakili kepentingan mereka. (rie)