Sepuluh Laboratorium Unila Jadi Role Model Mandiri

LOKAKARYA: Tim Program Revitalisasi Perguruan Tinggi Negeri (PR-PTN) Unila menggelar Lokakarya Pengembangan Rencana Bisnis Laboratorium.--FOTO ANGGI RHAISA

Diharapkan Jadi Income Generating
 
BANDARLAMPUNG - Universitas Lampung (Unila) terus berupaya mempercepat perubahan status dari Perguruan Tinggi Negeri Berstatus Badan Layanan Umum (PTNBLU) menjadi Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH). Salah satunya dengan Program Revitalisasi Perguruan Tinggi Negeri (PR-PTN) Tahun Anggaran 2024.
 
Tim PR-PTN menggelar Lokakarya Pengembangan Rencana Bisnis Laboratorium di Hotel Emersia, Bandarlampung, Kamis-Jumat (10-11/10). Lokakarya dihadiri sepuluh kepala laboratorium Unila yang menyatakan siap melayani publik melalui Marketplace pada 2025.
 
Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerja Sama, dan TIK Unila Dr. Ayi Ahadiat, S.E., M.B.A. menyatakan lokakarya ini merupakan kelanjutan dari rangkaian kegiatan PR-PTN sebelumya. "Ini merupakan program yang diamanahkan Kemendikbudristek," katanya.
 
PRPTN Unila ini, kata Ayi Ahadiat, guna  mempersiapkan Unila menjadi PTNBH. "Penekanan dari PTNBH adalah menjadi  PTN yang kreatif dan mandiri secara finansial," ujarnya.
 
Ayi Ahadiat menegaskan pentingnya kolaborasi dengan Universitas Gadjah Mada (UGM) dalam mengembangkan layanan laboratorium di Unila.
 
"Manajemen layanan laboratorium akan memiliki role model yang baik dari UGM. Program PRPTN ini adalah kendaraan Unila menuju status PTNBH," ungkap Ayi Ahadiat.
 
Jika sebelumya ditopang oleh pemerintah pusat dan mengandalkan uang kuliah tunggal (UKT), kata Ayi Ahadiat, ke depan Unila harus mampu kreatif dan mandiri secara finansial. ''Ini kita memulai dari kemandirian laboratorium yang ada di Unila," katanya.
 
Dari 128 laboratorium yang ada di Unila, kata Ayi Ahadiat, baru 10 laboratorium yang akan jadi percontohan (role model) laboratorium yang bergerak secara mandiri mampu memberikan multi-pelayanan publik melalui aplikasi Marketplace.
 
"Jadi kegiatan Lokakarya Pengembangan Rencana Bisnis Laboratorium diikuti oleh 10 kepala laboratorium. Untuk pengembangan menjadi role model. Uswatun hasanah, contoh bagi yang lain. Tetap semangat! Sajikan yang terbaik, tinggalkan legacy yang bagus dan pastikan Unila masuk PTNBH," jelas Ayi Ahadiat.
 
Ayi Ahadiat menambahkan, laboratorium di Unila saat ini belum sepenuhnya menghasilkan income generating sehingga diperlukan perumusan strategi yang tepat. Mencakup aspek pemasaran, sumber daya manusia (SDM), operasional, dan dukungan teknologi informasi.
 
"Ke depan, Unila bakal jadi PTNBH. Income generating-nya tidak mengandalkan UKT. Sekitar 60 persennya non-UKT. Nah, layanan laboratorium Unila ini ke depannya didorong untuk menjadi salah satu sumber income bagi Unila. Lokakarya ini diharapkan dapat memberikan inspirasi bagi seluruh laboratorium yang ada di Unila," tegas Ayi Ahadiat.
 
Ayi Ahadiat meminta tim LPPT UGM untuk benar-benar membimbing tim laboratorium Unila hingga siap running dengan platform digital layanan laboratorium Unila.
 
"Hari ini output kegiatan kita adalah business plan, ada komponen visi-misi, aspek strategik, goal, marketing, SDM, operasional, finansial, dan IT-nya. Nanti ada platform digital Marketplace yang akan dikembangkan, sudah ada role model yang baik dari UGM. Itu nanti bisa kita contoh," tambah Ayi Ahadiat.
 
Ketua PRPTN Unila Prof. Dr. Mahrina Sari, M.S., S.E., M.Sc. menyampaikan, lokakarya ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan PRPTN yang bertujuan meningkatkan manajemen laboratorium di Unila.
 
"Kami berharap semua pengelola laboratorium di Unila mendapatkan wawasan tentang bagaimana menyusun rencana bisnis yang aplikatif dan sederhana. Namun, mampu menghasilkan banyak income generating," jelas Prof. Mahrina Sari.
 
Lokakarya Pengembangan Rencana Bisnis Laboratorium menghadirkan dua narasumber dari UGM. Yakni Kepala Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPPT) Prof. Dr. Eng. Yusril Yusuf, S.Si., M.Si., M.Eng., Ph.D. serta Koordinator Bidang Ilmu Kimia dan Teknologi Material Fungsional dan Kalibrasi Dr. Taufik Abdillah Natsir yang berbagi pengetahuan mengenai pengelolaan laboratorium.
 
Prof. Yusril Yusuf memberikan pemaparan tentang pengembangan rencana bisnis laboratorium. Ia mencontohkan pengembangan rencana bisnis dari LPPT UGM dari 2023- 2026. ''Diawali dengan penguatan sistem layanan, akreditasi LPPT, dan sistem penjaminan mutu laboratorium pada 2023. Kemudian pada 2024 melakukan peningkatan dan optimalisasi layanan produktivitas LPPT," katanya.
 
Pengembangan laboratorium menjadi multi-pelayanan, kata Prof. Yusril, juga didukung oleh tim IT. ''Tim IT membantu kita untuk mempromosikan layanan laboratorium dengan Marketplace  yang bisa dimanfaatkan oleh pihak mitra atau stakeholder lainnya," jelasnya.
 
Kendati demikian, Prof. Yusril menekankan selain rencana bisnis, juga dibutuhkan regulasi sebagai payung hukum. ''Di UGM sendiri ada Peraturan Rektor (Pertor) tentang Laboratorium yang menaungi laboratorium dasar, laboratorium bidang keilmuan, dan laboratorium terpadu," ungkapnya.
 
Sedangkan untuk sistem bagi hasil, kata Prof. Yusril, diatur berdasarkan SK Rektor tentang gainsharing. ''Dalam SK tersebut diatur tarif berdasarkan harga pokok penjualan (HPP), persentase keuntungan yang dibagikan ke operasional, insentif/kinerja, serta belanja modal dan administrasi. Nanti kan ada platform Marketplace, semua personel yang ada di laboratorium bisa membukanya dan tahu omzet lab.-nya berapa. Jadi, mereka bisa bayangkan dari omzet itu mereka dapat berapa," jelasnya.
 
Langkah selanjutnya yang harus dilakukan, kata Prof. Yusril, adalah mengurus ISO 17025 yang merupakan standar internasional mengatur kompetensi laboratorium pengujian dan kalibrasi. 
 
''LPPT UGM telah memiliki Accredited Testing Laboratory untuk layanan pengujian lab. dan Accredited Calibration Laboratory untuk layanan kalibrasi alat," kata Prof. Yusril.
 
Prof. Yusril menyarankan tim lab. Unila untuk segera mengurus ISO 17025 agar customer percaya menggunakan jasa layanan laboratorium Unila.
 
"Sertifikasi ini penting dalam bisnis lab. Ini pekerjaan pertama yang harus dilakukan agar customer percaya bahwa lab. Unila betul-betul terstandar untuk uji, tes dan kalibrasi alat," jelas Prof. Yusril.
 
Setelah itu, kata Prof. Yusril, lakukan akreditasi uji parameter. ''Misalnya, uji parameter kualitas air, uji halal produk makanan maupun minuman, dan seterusnya.  Satu akreditasi uji air aja dulu, kan banyak nanti lembaga dan instansi yang membutuhkan uji kualitas air. Pelan-pelan nanti ke depannya akan berkembang. Di LPPT UGM untuk layanan pengujian sudah ada 500 parameter. Jadi yang diakreditasi itu nanti yang dibutuhkan dan yang laku saja. Tidak perlu semua diakreditasi karena akreditasi itu kan berbayar," tambah Prof. Yusril.
 
Prof. Yusril menyatakan, penghasilan dari layanan jasa laboratorium cukup besar dan menjanjikan sebagai salah satu sumber penghasilan kampus. 
 
Prof. Yusril menggambarkan, omzet LPPT UGM sejak Januari-September 2024 tercatat lebih dari Rp800 juta. "Sumber pendapatan dari lab. ini sangat menjanjikan. Belum setahun omzet sudah hampir Rp1 miliar," katanya.
 
Secara umum, kata Prof. Yusril, LPPT UGM memiliki empat layanan. ''Yakni  testing/pengujian, research/penelitian, calibration/kalibrasi, dan training/pelatihan," ujarnya.
 
Beberapa produk lab. yang menjadi sumber pemasukan LPPT UGM, kata Prof. Yusril, di antaranya adalah bisnis tikus siap uji yang memberikan pemasukan seperlima dari omzet lab. 
 
''Bisnis tikus ini bisnis yang menjanjikan. Tapi, pemeliharaannya memang berat ya. Tikusnya harus happy, kandang bersih dan higienis, ada mainannya, serta tikusnya MCU (medical check-up) setiap sekali enam bulan. Nah, nanti silakan Unila overview apa yang dimiliki dan apa saja yang akan ditawarkan kepada customer," ungkap Prof. Yusril sambil mengatakan bahwa customer laboratorium kampus adalah mahasiswa, dosen, pemerintah, dan industri.
 
Prof. Yusril menampilkan contoh Marketplace UGM yang bisa diakses di situs market.ugm.ac.id.  Pada laman beranda akan muncul layanan dan produk laboratorium yang tersedia di UGM. Seperti analisis buah, batu bara, analisis beras, hasil produk PCR, minyak, minuman, dan lainnya.
 
Sementara Dr.Taufik Abdillah Natsir membahas mengenai penyusunan proses rencana bisnis dan Marketplace laboratorium. (*)

Tag
Share