One of the Standards of Beauty
-Ilustrasi Freepik -
Petualangan pun dimulai. Kami harus berpencar mencari barang-barang yang diperlukan untuk membuat peta negara. Kami memasuki pasar yang ramai dengan teriakkan-teriakkan pedagang yang mempromosikan produknya. Banyak pembeli yang berlalu-lalang bak kendaraan yang tidak ada hentinya. Kami langsung masuk ke dalam pasar. Alangkah mengejutkannya. Kami langsung menemukan toko alat tulis yang benar-benar komplet.
Setelah Kami pun berhasil membeli semua perlengkapan yang dibutuhkan. "Ayo, kerjakan dengan cepat di rumahku saja," ajak Licy. Kami pun langsung meluncur.
Setibanya di depan rumah Licy, ia berkata, "Semprotkan parfum kepadanya dan perhatikan gerak-geriknya di rumahku!" tunjuk Licy kepadaku.
Mengapa rasanya sesakit ini, batinku. Lalu, Licy memasuki rumahnya dan mempersilakan kami untuk masuk. Kami pun masuk satu per satu dan duduk di kursi sofanya dengan nyaman. "Ahh.... Akhirnya aku bisa bernapfas dengan nyaman," gumam Asteria.
Tak lama berselang, Licy berkumpul dengan kami.
"Ayo, kita kerjakan sekarang saja. Jika tidak, kita akan pulang larut malam," ajak Alvin. “Sudah 20 menit berlalu tapi kita tidak ada yang bergerak. Bagaimana kita bagi tugas saja? Saya akan membelah kayu untuk membuat bingkai kertasnya, lalu Gitta dan Licy menggambar peta. Asteria dan Bayu akan mewarnainya, selanjutnya Vano menulis penjelasan tentang negara tersebut," ajak Alvinsambungnya.
"Mama, aku akan menggambar peta suatu negara tapi aku tidak tahu akan menggambar negara apa. Aku ingin negara yang jarang digambar seseorang," kata Licy kepada ibunya yang ternyata sudah memperhatikan kegiatan mereka sedari tadi.
Sekarang seluruh atensi teralihkan kepada ibundanya Licy.
"Kalo seperti itu, kita bisa menggambar negara Ghana, salah satu negaera di Afrika Barat."
"Kenapa kita harus menggambar negara tersebut? Bukankah penduduk di sana berkulit hitam? Seperti dia," tanya Licy sembari menunjuk Gitta.
“Penduduk di sana rata-rata memiliki kulit yang berwarna gelap. Selain itu, Ghana merupakan negara yang penduduknya paling damai di Afrika. Oleh karena itu, kamu tidak bisa hanya menilai seseorang dari fisik saja. Kamu tahu tidak, di negara lain, perempuan dari Ghana justru menjadi standar kecantikan bagi negara lain. Kulit eksotis, hidung kecil, dan mancung serta tubuh yang berisi sangat diidamkan oleh orang-orang Eropa."
"Sekarang kamu harus meminta maaf kepada Gitta. Dia akan tersakiti dengan ucapanmu. Kalian semua harus bisa berteman dengan baik walau banyak perbedaan di antara kalian," sambung ibu Licy.