Lebih rinci, Dr. Wahyu menginformasikan bahwa biochar adalah bahan organik yang memiliki kemampuan untuk mengatasi masalah ini. Biochar atau arang hayati merupakan salah satu bentuk arang berpori yang dihasilkan dari pembakaran tidak sempurna dan mengandung karbon tinggi.
Biochar dapat digunakan sebagai pembenah tanah untuk mengikat air dan unsur hara, meningkatkan pH tanah, dan meningkatkan aktivitas biota tanah.
"Karena kemampuannya meningkatkan serapan CH4 dan menurunkan mineralisasi bahan organik menjadi CO2 serta tidak tahan cuaca," tambah Dr. Wahyu.
Selain itu, biochar mampu menurunkan bahaya perubahan iklim dalam upaya mitigasi lingkungan.
Biochar juga cenderung tetap stabil selama beberapa dekade. Kayu, tempurung kelapa, sekam padi, termasuk limbah tongkol jagung merupakan sumber bahan baku biochar yang potensial.
"Jagung merupakan komoditas unggulan di Desa Bangunsari, Kecamatan Negeri Katon, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung," kata Dr. Wahyu.
Jagung menjadi tanaman paling dominan yang diusahakan petani dengan jumlah produksi sekitar 40.000 ton/tahun. "Jagung merupakan bahan baku berbagai produk seperti tepung jagung (maizena), pati jagung, minyak jagung, dan pakan ternak," jelasnya.
Dari setiap panen jagung diperkirakan jagung (rendemen) yang dihasilkan sekitar 65 persen, sementara 35 persen dalam bentuk limbah berupa batang, daun, kulit, dan tongkol jagung (Haluti, 2016).
Sejalan dengan itu, limbah biomassa jagung yang dihasilkan di Desa Bangunsari sekitar 10.000 ton/tahun dari total produksi jagung sekitar 40.000 ton/tahun.
Sebagian besar limbah biomassa jagung di Desa Bangunsari belum dimanfaatkan secara optimal untuk meningkatkan nilai ekonomisnya.
"Selama ini limbah biomassa jagung hanya dibuang dan dibakar, sehingga menimbulkan masalah polusi, efek rumah kaca dan pemanasan global," tambah Dr. Wahyu.
Limbah batang dan tongkol jagung merupakan limbah biomassa potensial untuk menjadi bahan biochar. Biochar limbah biomassa jagung mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman jagung dan pH di tanah Ultisol, sehingga cocok untuk dijadikan sebagai bahan pembenah tanah (ameliorant). (Yuananto dan Utomo, 2018).
Hasil penelitian Lumbantoruan (2018) menunjukkan bahwa penambahan biochar limbah biomassa jagung mampu meningkatkan pH tanah dan serapan hara P tanaman. Sekaligus mengurangi pemupukan NPK menjadi 75 persen.
Pada kegiatan PKM tahun ini, anggota kelompok tani terpilih akan dilatih secara berkesinambungan dalam pembuatan biochar yang berkualitas, pembuatan ameliorant berbasis biochar, dan pengemasan produknya.
Kegiatan PKM ini diharapkan, dapat mengurangi limbah biomassa jagung di desa binaan, meningkatkan nilai ekonomi dari limbah biomassa jagung.
Serta, meningkatkan kapasitas masyarakat desa binaan dalam memproduksi dan mengolah biochar menjadi ameliorant yang berkualitas sehingga dapat dipasarkan.