Atensi Perpadi Direspon Bulog TErkait Setop Distribusi Beras SPHP

Kamis 04 Apr 2024 - 18:20 WIB
Reporter : Agung Budiarto
Editor : Agung Budiarto

JAKARTA - Angin segar terhadap permintaan penyetopan distribusi beras Bulog SPHP oleh Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) langsung direspons Bulog.

Sebelumnya, Wakil Ketua Perpadi Jakarta Billy Haryanto mengatakan pihaknya telah meminta Badan Pangan Nasionas (Bapanas) agar memerintahkan Perum Bulog menyetop distribusi SPHP.

"Saya sudah minta untuk disetop kepada Bapanas Kasihan petani harga gabah biar nggak jatuh," ujarnya kepada wartawan.

BACA JUGA:Belanja Online Meningkat di Waktu Sahur

Lebih lanjut menurut Wakil Ketua Perpadi Jakarta ini, saat ini petani mulai memasuki musim panen, jika distribusi beras SPHP ke pasar tidak dihentikan maka akan berdampak pada harga gabah di petani.

"Kita maunya di setop beras SPHP karena sudah panen raya," ujar Billy kepada wartawan pada Rabu, 3 April 2024.

Hal ini ternyata mendapatkan respon dari Bulog. Terkini Perum Bulog telah menghentikan distribusi beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) ke pasar induk hingga tradisional.

Penyetopan ini dilakukan sementara karena saat ini masuk musim panen, di mana stok dari petani dalam negeri meningkat.

BACA JUGA:Lagi, Puluhan Paket Sabu di Lampung Gagal Edar

Pernyataan penyetopan distribusi beras SPHP ke pasar disampaikan langsung oleh Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi saat Bincang Bersama di Perum Bulog.

"Sudah disetop, SPHP yang melalui jalur distribusi sudah disetop," Ucap Bayu kepada wartawan pada Selasa (02/04).

Lebih lanjut Bayu menyampaikan saat ini distribusinya hanya ke ritel tradisional dan modern market, di mana hanya ukuran 5 kilogram (kg).

Itupun hanya ritel yang masih berkontrak distribusi dengan Bulog. Jadi distribusi SPHP ukuran puluhan kilogram yang biasa diecer sementara disetop.

Sementara itu khusus bagi para peritel yang sudah ada kontrak dengan Bulog sebelumnya akan diselesaikan sampai dengan selesainya kontrak saja.

"Kalau pun ada yang sudah kontrak langsung ke ritel, sudah ada kontrak sama Bulog kita salurkan sesuai kontrak jadi kita tidak genjot lagi ke distributor, hanya lewat ritel, ritel modern dan tradisional. Kita kan ada binaan rumah pangan, masih jalan sepanjang masih ada kesepakatan," ujarnya.

Kategori :