Banjir dan Pohon Tumbang Dominasi Bencana 2025
-FOTO IST-
BANDARLAMPUNG – Bencana hidrometeorologi masih menjadi tantangan utama di Bandarlampung sepanjang 2025.
Curah hujan yang tinggi sejak awal tahun, ditambah fenomena kemarau basah yang disampaikan BMKG, membuat wilayah kota tetap berada dalam kondisi rawan bencana.
Kalak BPBD Kota Bandar Lampung, Idham Basyar Saputra, melalui Sekretaris BPBD Edi Susanto, mengatakan pihaknya terus meningkatkan kesiapsiagaan, terutama karena karakter cuaca tahun ini memperlihatkan pola tidak menentu, Senin, 17 November 2025.
BACA JUGA:Truk ODOL Oleng di Dalam Kapal Timpa Mobil
“Sejak Januari, Februari, sampai April itu sudah terjadi banjir. Yang paling berat di Panjang, kemudian Telukbetung Selatan. Beberapa wilayah lain juga terdampak karena curah hujan tinggi. Tahun ini memang BMKG menyampaikan kemarau basah, artinya hujan tetap ada kendati sedang musim kemarau,” jelasnya.
Hingga pertengahan November, BPBD belum menerima laporan banjir baru. Namun bukan berarti kondisi benar-benar bebas dari gangguan. Sebuah genangan sempat dilaporkan warga Sukabumi akibat saluran air yang tersumbat.
“Kemarin itu laporan masuk. Ada sumbatan di drainase, akhirnya air meluap ke permukiman. Dua rumah terdampak. Kejadiannya hari Minggu,” kata Edi.
Dia menambahkan, meski belum ada banjir, tanda-tanda peningkatan curah hujan menjelang akhir tahun tetap harus diwaspadai.
Terkait potensi megathrust, isu yang kembali mengemuka setelah koordinasi BMKG dan Basarnas beberapa waktu lalu, BPBD tidak tinggal diam. Kota Bandar Lampung disebut termasuk wilayah yang memiliki risiko terdampak jika skenario terburuk terjadi.