نُؤْمَرُ بِقَضَاءِ الصَّوْمِ وَلاَ نُؤْمَرُ بِقَضَاءِ الصَّلاَةِ
Artinya: ’’Kami disuruh Rasulullah mengqada puasa, bukan mengqada salat” (H.R.: Imam Muslim, dll.)
Dari 9 hari yang ditinggalkan, hanya 2 hari puasa yang diqada dalam rentang waktu antara dua Ramadan tersebut. Artinya masih ada 7 hari puasa yang belum diqada sampai pada akhirnya bertemu dengan Ramadan berikutnya. Maka yang harus dilakukan saat ini adalah mengqada 7 hari puasa yang ditinggalkan itu dengan tambahan denda fidiah untuk 7 hari.
Menurut Imam Malik, Imam As-Syafi'I, fidiah yang harus dibayarkan sebesar 1 mud gandum (kira-kira 7 ons = 675 gram = 0,85 kg atau seukuran telapak tangan yang ditengadahkan saat berdoa).
Setelah qada puasa ini usai dan telah membayarkan denda fidiah, dapat langsung dilanjutkan dengan mengqada puasa terakhir yang ditinggalkan, ataupun dilakukan sebaliknya juga tidak mengapa tanpa meninggalkan denda fidiah tersebut. Baik berpuasa qada terlebih dahulu lalu membayar kafarat fidiah, atau kafarat terlebih dahulu kemudian puasa, maupun dilakukan pada saat yang sama, tidak ada halangan sama sekali.
Wallahu A’lam