Gara-gara ukurannya yang kecil dan warnanya yang menghitam, buah murbei sering kali disepelekan. Padahal, tanaman bernama latin Morus itu memiliki banyak khasiat. Herman Widyatmono aktif membudidayakan tanaman untuk dijual dan dibagikan ke tetangga.
UKURAN kebun Herman di Balong Dinding Gang 3, Menganti, sebenarnya tidak terlalu luas. Taksirannya hanya 8 x 11 meter. Dari sejumlah tanaman yang memadati kebun, murbei terlihat paling menarik.
Berbeda dengan tanaman lain, ukuran pohonnya lebih besar. Cabang batangnya juga banyak. Di beberapa batang, terlihat buah murbei yang membentuk koloni. Herman yang tanggap menawarkan untuk mencicipi buah mungil itu.
Jawa Pos pun memetik sejumlah buah. Meski belum benar-benar matang, rasanya ternyata lumayan manis. Benar-benar menggoda untuk memetiknya lebih banyak. Apalagi, cara makannya cukup simpel dan tak perlu dikupas. ’’Usia pohonnya sekitar tujuh tahun. Sengaja saya biarkan di kebun terbuka,’’ kata Herman.
BACA JUGA:Eksotisnya Bonsai Santigi Akar Terikat Karang Besar Harga Makin Mahal
Pria 48 tahun itu punya alasan kenapa meletakkan pohon kesayangannya di lahan terbuka. ’’Menurut saya, murbei itu cocoknya di kawasan terbuka. Dia perlu banyak sinar matahari dan angin yang cukup,” terangnya. Awalnya, Herman tidak tertarik untuk membudidayakan murbei. Hobinya berawal saat temannya memberi satu bibit tanaman. Ukurannya masih sekitar 25 cm. Tanaman itu dibiarkan begitu saja.
Beberapa waktu kemudian, Herman mendapat informasi bahwa buah itu dipercaya memiliki banyak manfaat untuk kesehatan. Termasuk meningkatkan daya tahan tubuh karena kadar vitamin C-nya tinggi. Selain vitamin C, buah murbei juga kaya akan kandungan vitamin A yang baik untuk kesehatan mata. Ada pula zat besi yang dapat meningkatkan sel darah merah.
Berbekal informasi itu, Herman kian semangat membesarkan murbei kesayangannya. Tanaman disiram dan diberi pupuk secara rutin. Batangnya juga dibentuk agar lebih ciamik. Dia tertarik untuk membudidayakannya.
Modalnya hanya bibit pohon pemberian temannya. Herman memotong batang pohon yang kuat dan menanamnya dalam pot dengan teknik stek. Ada beberapa catatan yang perlu diperhatikan dalam metode itu. ’’Tanah saya campur sekam sebagai media tanam supaya lebih subur,” katanya.
Menurut ayah Fawwaz Omar Daffa itu, ukuran besar kecilnya buah amat bergantung pada nutrisi. Karena itu, pemberian air dan pupuk harus diperhatikan. ’’Kalau sudah berumur lebih dari dua bulan dan muncul tunas-tunas baru di batang, maka bisa dipastikan aman,” tambahnya. Kini, hasil budi daya pria asli Pasuruan itu tak terhitung. Sebagian bibit tanaman dijual. Ada pula yang dibagikan kepada teman dan tetangga. Dia mengatakan, berbagi bibit tanaman menjadi hal yang menyenangkan.