BANDARLAMPUNG – Oknum tenaga kerja sukarela (TKS) di Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Bandarlampung, Hendrik alias Beben, membantah menjadi koordinator parkir liar di area halaman Masjid Agung Al-Furqon. Hal tersebut dia sampaikan kepada awak media yang mewawancarainya di ruang Sekretaris Disnaker Bandarlampung Lenny, Senin (29/1).
Ketua RT yang sudah menjadi TKS Disnaker selama 13 tahun ini berkilah dirinya ada di area parkiran masjid tersebut hanya berjaga saat kegiatan Wali Kota Bandarlampung. ’’Itu tidak benar (menjadi koordinator parkir liar, Red). Selama ini yang di Al-Furqon itu relawan. Saya sebagai RT datang di situ setiap ada acara Bunda Eva (Wali Kota Bandarlampung). Saya pamong harus standby di situ,” ujarnya.
Dia pun tidak mengakui membentak seorang pengunjung yang menjadi korban parkir liar dan motornya lecet di area parkiran tersebut. Beben berdalih hanya menanyakan di mana letak motor yang lecet.
’’Saya enggak bentak. Hanya bilang, ’Mbak yang mana rusaknya?’. Kalau ada yang rusak, saya panggilin tukang parkir langsung. Saya tinggalin waktu itu, bahkan tukang parkir mau ganti kalau ada yang patah,” ucapnya.
Namun atas kejadian ini, Beben meminta maaf kepada pengunjung yang mengalami kejadian tersebut dan menegaskan dirinya hanya berjaga. ’’Saya minta maaf kalau ucapan saya salah. Saya tidak membentak dia,” katanya.
BACA JUGA:Kuota Pupuk Subsidi Lampung Berkurang
Diakui juga atas kejadian itu, dirinya dipanggil Bhabin dan Polsek Telukbetung Utara guna mengklarifikasinya. ’’Sampai Kapolsek manggil saya. Saya jelaskan yang sebenarnya,” ujar dia.
Sebelumnya, soal TKS Disnaker Bandarlampung diduga menjadi koordinator parkir liar di Masjid Agung Al-Furqon, Kepala Disnaker M. Yudhi mengamini jika BE, TKS dimaksud, adalah TKS-nya. Dia pun menyebut telah mengetahui adanya pemberitaan yang menyangkut-pautkan TKS-nya itu.
’’Memang benar staf saya di Disnaker. Sudah tahu saya beritanya,” kata dia, Minggu (28/1).
Setelah mendapat informasi tersebut, pihaknya juga sudah mendapat penjelasan dari yang bersangkutan terkait apa yang terjadi saat itu. ’’Yang bersangkutan malah saya suruh langsung menghadap Kasatpol PP untuk menjelaskannya kalau dia tidak melakukan hal itu,” ujarnya.
BACA JUGA:Ricuh Oknum Brimob-Warga Berakhir Damai
Namun, Yudhi mengklaim jika BE bukanlah koordinator para penjaga parkir yang kerap hadir ketika ada kegiatan-kegiatan besar di masjid tersebut. ’’Dia itu ketua RT yang rumahnya di belakang Masjid Al-Furqon. Tidak ngurusin parkir, yang ngurusin ada sendiri orangnya. Kebetulan dia itu lewat, jadi ini salah tanggap,” belanya.
Supaya lebih jelas, dia mempersilakan media untuk mengklarifikasi kepada yang bersangkutan langsung di kantornya. ’’Makanya konfirmasi dulu di kantor biar semuanya jelas. Boleh besok (hari ini) ke kantor saya, supaya bisa konfirmasi langsung sama orangnya,” saran Yudhi.
Sementara, Ketua Komisi III DPRD Bandarlampung Yuhadi mengecam tindakan pemungutan biaya parkir di lingkungan tempat ibadah mana pun dan dalam kegiatan apa pun. ’’Itu rumah ibadah loh. Semua itu harus digratiskan. Pemkot harus tegas, jangan mau dikelabui sama oknum-oknum ini,” tandasnya.
Terlebih, katanya, ini termasuk pungutan liar yang memang meresahkan. Sudah seharusnya pihak berwenang hadir menanggapi keluhan masyarakat ini.