Di lini tengah, duet Joey Pelupessy dan Thom Haye menjadi pengatur tempo permainan.
Ricky Kambuaya dimainkan di sisi kiri, tetapi sering bergerak ke tengah untuk memperkuat serangan.
Sementara Eliano Reijnders menempati sayap kanan dan Mauro Zijlstra dipercaya menjadi ujung tombak.
Berbeda dari laga melawan Arab Saudi, kali ini Indonesia langsung mengambil inisiatif serangan sejak menit awal.
Peluang pertama datang dari sepakan jarak jauh Calvin Verdonk dan Thom Haye, namun belum berbuah gol.
Pada menit ke-25, Ricky Kambuaya hampir memecah kebuntuan lewat sundulan usai menerima umpan silang Thom Haye, tetapi bola berhasil dihalau bek Irak sebelum disambar Zijlstra.
Menjelang turun minum, tendangan bebas Dean James nyaris berbuah gol namun melenceng tipis dari gawang lawan. Babak pertama pun berakhir tanpa gol.
Di babak kedua, giliran Irak yang mengambil alih permainan dengan pressing ketat.
Petaka datang pada menit ke-76 ketika Zidane Iqbal yang baru masuk lapangan sukses menembus pertahanan Indonesia dan melepaskan tembakan ke pojok kiri gawang Maarten Paes, mengubah skor jadi 1-0 untuk Irak.
Drama terjadi di menit ke-90+10 saat Zaid Tahseen diganjar kartu kuning kedua karena menyikut Kevin Diks di area penalti.
Namun wasit tak memberikan hadiah penalti bagi Indonesia.
Meski terus menekan hingga akhir laga, pasukan Garuda gagal mencetak gol penyama kedudukan.
Pertandingan pun berakhir dengan kemenangan tipis Irak 1-0.
Keputusan Ketua Umum PSSI Erick Thohir mengganti pelatih di tengah kualifikasi kini dinilai sebagai perjudian yang gagal.
Langkah tersebut tidak membawa hasil manis, bahkan membuat impian tampil di Piala Dunia kembali sirna—padahal kesempatan sudah sangat dekat.(*)