Mahasiswa Bergerak, Kampus Mengawal

Senin 01 Sep 2025 - 21:16 WIB
Reporter : Tim Redaksi
Editor : Yuda Pranata

BANDARLAMPUNG – Aksi demonstrasi ribuan mahasiswa di gedung DPRD Lampung, Senin (1/9), berlangsung dengan wajah berbeda. Tidak hanya aparat keamanan, para pimpinan kampus hingga dosen turun langsung melepas dan mengawal. Mereka memastikan aspirasi intelektual muda tersampaikan secara damai.

Seperti Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung (UIN RIL), Universitas Lampung (Unila), hingga Institut Teknologi Sumatera (Itera) kompak memberi dukungan moral. Bahkan, sejumlah pimpinan kampus memimpin doa dan memberikan arahan sebelum mahasiswa berangkat menuju titik aksi.

’’Gerakan moral kalian hendaknya diikuti dengan sikap empati dan humanistik. Jangan terprovokasi, jaga marwah intelektual,” tegas Wakil Rektor III UIN RIL Prof. Idrus Ruslan saat melepas ratusan mahasiswa di halaman rektorat, Senin pagi.

BACA JUGA:Gubernur Akan Teruskan Tuntutan ke Pusat

Sebelum berangkat, mahasiswa UIN RIL menggelar doa bersama yang dipimpin Wakil Dekan III Dr. Rosidi. Para pimpinan universitas hadir lengkap, seakan memberi restu akademik bahwa aksi kali ini adalah perpanjangan suara kampus.

Tak kalah hangat, Rektor Unila Prof. Lusmeilia Afriani bahkan hadir langsung melepas mahasiswa menuju DPRD Lampung. Ia menegaskan agar mahasiswa Unila menjaga nama baik almamater.

’’Mahasiswa Unila harus saling melindungi, tertib, dan mundur bila kondisi tidak kondusif. Aspirasi bisa disampaikan tanpa harus anarkis,” katanya.

Lebih jauh, Prof. Lusmeilia memastikan kampus membuka ruang dialog. “Jika ada aspirasi yang belum tersampaikan, Unila siap memfasilitasi diskusi dan meneruskan ke pemerintah,” ucapnya.

Dari sudut lain, ITERA mengibarkan bendera akademiknya lewat pernyataan sikap resmi yang ditandatangani Rektor Prof. Nyoman Pugeng Aryantha.

Isi pernyataan itu tegas, yakni mendukung aksi mahasiswa, mendesak pemerintah mengusut korban jiwa dalam demo sebelumnya, hingga menuntut koreksi tata kelola negara. Bahkan, ITERA menegaskan dorongan agar Presiden segera memberlakukan UU Perampasan Aset koruptor.

“Mahasiswa adalah garda depan intelektual bangsa. Suara mereka harus didengar, tetapi tetap dalam koridor damai,” ujar Prof. Nyoman.

Tak hanya pimpinan, dosen pun hadir di tengah barisan mahasiswa. Salah satunya Bambang Hartono, Wakil Rektor III Universitas Bandar Lampung.

Ditemui di lapangan, Bambang menegaskan kehadirannya bukan hanya sebagai pendidik, melainkan penjaga nilai demokrasi. “Aksi mahasiswa harus menjadi contoh bahwa menyampaikan pendapat bisa dilakukan tanpa mengorbankan ketertiban umum,” ucapnya.

Terpisah, ribuan mahasiswa menyuarakan aspirasi, sejumlah pusat perbelanjaan di Jalan Raden Intan memilih tutup. Para pedagang pakaian hingga elektronik mengaku waspada.

“Takut ada penjarahan. Besok baru saya buka, itu pun kalau situasi tenang,” ujar Solihin, pedagang kacamata di kawasan tersebut.

Tags :
Kategori :

Terkait