Namun, sebagian pedagang tetap nekat berjualan dengan hati-hati. “Kami berharap aksi damai ini benar-benar damai, jangan ada kekerasan,” kata Asep Surahman, pedagang lainnya.
Di luar ibu kota provinsi, suasana solidaritas juga terdengar. Bahkan, Rutan Kelas IIB Kota Agung menggelar doa bersama demi keselamatan bangsa. Kepala Rutan Enang Iskandi menegaskan doa itu bagian dari penguatan spiritual di tengah situasi yang memanas.
“Doa bukan hanya ritual, tapi energi persatuan. Dari balik tembok Rutan, kami titip doa untuk bangsa,” katanya.
Tak kalah mencuri perhatian, barisan Polwan yang tepat hari itu merayakan ulang tahun ke-77. Dengan penuh senyum, mereka berada di garis depan mengawal massa.
“Meski berulang tahun, tugas tetap utama. Kami harus humanis dan profesional,” ujar Ipda Eva Harlina, Polwan Polresta Bandarlampung, sambil membagikan makanan ringan kepada pendemo. (tim/c1/yud)