Kadiskes Bandarlampung Belum Berikan Penjelasan
BANDARLAMPUNG - Anggota Komisi IV DPRD Kota Bandarlampung, Febriani Piska, turut prihatin atas tingginya kasus HIV Aids di Kota Bandarlampung. Sekaligus mengaku heran mengapa kasusnya bisa sangat tinggi di Kota Tapis Berseri ini.
Menurutnya, Dinas Kesehatan (Diskes) harus menyampaikan data dengan sebenar-benarnya agar hal tersebut menjadi gamblang dan ditangani secepatnya. Dengan harapan, jumlah orang dengan penderita HIV Aids di Bandarlampung tidak bertambah banyak lagi.
“Jadi kalau saya gak salah, kemarin itu ada pengajuan anggaran juga untuk penanganan HIV Aids itu. Besarannya saya lupa, tapi ada anggarannya.
Saya sih berharap Pemkot maksimal menangani kasus-kasus seperti ini. Pertama, membrantas penyakit sosialnya dahulu, lalu menekankan edukasi dini, dan pengobatan. Jangan angka HIV Aids di Bandarlampung terus bertambah,” ungkapnya kepada Radar Lampung, Senin (18/12).
BACA JUGA:Korupsi Budidaya Lebah Madu, Oknum Dewan Akan Banding
Karena itu, dirinya meminta agar Dinas Kesehatan terus proaktif, memberikan data akurat, serta pada saat ditemukan suspeck langsung edukasi dan lakukan pengobatan. “Selain itu, ini adalah tugas seluruh dinas dari hulu ke hilir. Seperti Disos, Diskes, dan Disdik untuk edukasinya. Saya berharap semua bekerjasama supaya tidak menambah lagi jumlahnya,” tandasnya.
Sayangnya, Plt. Kadiskes Bandarlampung Desri Mega P. belum memberikan klarifikasinya. Saat dikonfirmasi wartawan koran ini baik melalui telpon maupun pesan singkat, yang bersangkutan tidak kunjung mesponsnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Advocacy Oficer Wahana Citra (WCI) Rachmat Cahaya Aji menyebut ada 2.701 orang di Bandarlampung yang terinfeksi HIV Aids. Menurutnya ini berdasarkan data Dinas Kesehatan Bandarlampung.
Jumlahnya, kata Aji, meningkat 100 persen dari 10 tahun sebelumnya. Dimana total di Lampung sendiri dari tahun 2002 hingga 2023 ini sudah mencapai 6 ribu kasus lebih orang terinfeksi HIV Aids. ”Di Bandarlampung ini adalah kota paling banyak (kasus terinfeksi HIP Aids, red) dibanding kabupaten-kabupaten lainnya di Lampung,” ungkap Aji, kemarin.
BACA JUGA:Jatuh ke Sawah, Pencuri Ayam Akhirnya Dibekuk Warga
Adanya kenaikan sangat luar biasa sejak 10 tahun terakhir, lanjutnya, sangat memprihatinkan kalau tidak ditanggulangi secara serius. Padahal di tahun 2002, orang dengan HIV di Lampung hanya ada 3 orang. Sedangkan di tahun 2023 meningkat menjadi 6 ribu lebih dan 2 ribu lebih di antaranya anak-anak.
“Jika upaya pencegahan tidak masif dilakukan, bukan tidak mungkin jumlah tersebut semakin lama semakin bertambah terus,” ujarnya.
Upaya pencegahan pertama yang harus dilakukan pemerintah, sarannya, di antaranya dengan edukasi pada program eliminasi HIV. Yaitu dengan target 2030 tidak ada kasus baru, dan tidak ada yang ditularkan, dan 0 kematian kasus HIV Aids.
“Jadi kalau dia (penderita) HIV ya sudah HIV aja. Karena HIV kalau gak diobati akan masuk fase Aids, jadi harus minum obat. Kalau minum obat, kualitas hidupnya akan semakin baik dan tidak masuk fase AIDS. Sekarang kan sudah ada obatnya, jadi harus minum,” jelasnya.