BACA JUGA:Petugas Haji Indonesia Jadi 4.400 Orang
Dikatakannya data HIV Aids di Bandarlampung ada 2.701 yang terinfeksi itu merupakan fenomena gunung es. Sebab itu hanya data yang ketahuan atau terlihat berdasarkan pemeriksaan cek darah. “Tapi, orang yang belum terdata di Bandarlampung ini banyak sekali, makanya perlu juga dites,”ucapnya.
Karena itu, ingatnya, warga Bandarlampung diimbau apabila merasa mempunyai kebiasaan yang berisiko atau berganti-ganti pasangan atau memakai obat-obat terlarang melalui suntikan wajib memeriksakan diri.
“Supaya kalau ketahuan HIV, anak atau keturunannya bisa dicegah supaya tidak tertular. Kalau bisa sebelum merencanakan kehamilan itu bisa vaksin dahulu PPIA. Harapannya bila itu semua dilakukan agar angkanya (HIV Aids) bisa turun dan zero,” katanya.
Aji juga menerangkan bahwa orang dengan HIV itu tidak sakit sehingga tidak pas disebut penderita. “Saat ini ada 50 pelayanan HIV baik di rumah sakit negeri maupun swasta dan dijamin kerahasiaan data. Kalau ada yang bocorin pasti dituntut,” tandasnya.
BACA JUGA:Rektor IBI Darmajaya Dr. Firmansyah Berpamitan
Faktor yang membuat orang dengan HIV naik 100 persen di Bandarlampung, imbuhnya, karena stigma dan diskriminasi dari masyarakat terhadap orang dengan HIV. “Jadi mereka males dan takut untuk memeriksakan diri dan berobat. Selain itu kurangnya mendapatkan edukasi pemahaman,” katanya.
Solusi mengatasinya agar terhindar, tukasnya, yaitu dengan tidak melakukan hubungan di luar nikah, setia kepada pasangan, dan jangan gunakan narkoba. ”Karena sampai saat ini belum ada ilmu untuk menghilangkan virusnya. Tetapi yang terpenting saat ini adalah untuk menjaga kesehatan dan gaya hidup supaya tidak tertular,” pungkasnya.(mel/rim)