BANDARLAMPUNG – Gubernur Lampung Arinal Djunaidi menyebut pembangunan Provinsi Lampung selama kurun waktu empat tahun lebih sejak akhir 2019 hingga saat ini telah menunjukkan perkembangan sangat signifikan. Meskipun sempat terhambat adanya pandemi Covid-19 di tahun 2020.
Dimana, kebijakan pembatasan sosial masyarakat menurutnya telah berdampak pada melambatnya pergerakan ekonomi di seluruh dunia sehingga pertumbuhan ekonomi mengalami kontraksi.
“Tetapi pada akhir 2021, perekonomian daerah mampu bangkit perlahan, menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang positif. Terutama karena kontribusi sektor pertanian yang tidak banyak terdampak pandemi dan perkembangan sektor teknologi informasi yang sangat cepat,” paparnya pada acara refleksi akhir tahun 2023 di Novotel Lampung, Senin (18/12).
Selanjutnya pada 2022 dan 2023, kinerja pembangunan ekonomi, sosial, infrastruktur, dan lingkungan terus membaik dan dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Arinal menjelaskan terkait pembangunan Lampung dari 2019 sampai 2023. Dimana, perekonomian Lampung tidak hanya tumbuh dengan baik setelah pandemi Covid-19, tapi pertumbuhan tersebut memberikan dampak pada pengurangan kemiskinan, penurunan indeks gini, pengurangan pengangguran, dan peningkatan pendapatan per kapita masyarakat.
BACA JUGA:MAKI: Bestie, Alex Marwata Jadi Saksi Meringankan FIrli Bahuri
“Hal tersebut membuktikan bahwa pertumbuhan ekonomi Lampung merupakan pertumbuhan yang inklusif atau menciptakan pemerataan bagi sebagian besar masyarakat,” ucapnya.
Sektor pertanian, kata Arinal, masih menjadi sektor basis dalam struktur perekonomian Lampung dan masih terus tumbuh. Itu dibuktikan dengan tingginya pertumbuhan ekonomi Provinsi Lampung pada setiap triwulan kedua, yaitu pada saat terjadi panen raya padi.
Tercatat pada triwulan II 2022, perekonomian Lampung tumbuh sebesar 9,12 persen yang merupakan pertumbuhan ekonomi tertinggi di Indonesia. Maka pembangunan sektor pertanian secara terpadu dari hulu ke hilir menjadi program utama untuk meningkatkan kesejahteraan kesejahteraan rakyat.
“Nilai tukar petani November 2023 sebesar 115,4 atau naik sebesar 11,1 poin dari 2022 telah membuktikan membaiknya pendapatan petani dari sektor pertanian,” tuturnya.
BACA JUGA:Terima SK Perpanjangan, Pj Bupati Diimbau Jaga Kondusivitas Pemilu
Selanjutnya peningkatan akses pasar dan hilirisasi guna peningkatan nilai tambah produk pertanian yang dilakukan oleh petani maupun pelaku UMKM, akan menjadi program lanjutan dalam pengembangan Program Kartu Petani Berjaya.
Pengembangan akses pasar tidak hanya untuk pasar dalam negeri tetapi juga pasar ekspor. Ekspor Provinsi Lampung Tahun 2022 tercatat mencapai nilai tertinggi sebesar 5,6 miliar US$.
Lanjut Arinal, indikator inflasi menjadi indikator yang terus diupayakan kestabilannya untuk menjaga daya beli masyarakat. Inflasi sampai November 2023 sebesar 3.45 persen, masih memenuhi target inflasi 3±1.
Angka inflasi tersebut dipengaruhi kondisi geopolitik dan dampak terjadinya perubahan iklim yaitu kemarau panjang (el nino) yang mengakibatkan gagal panen beberapa bahan kebutuhan pokok.
BACA JUGA:Hadapi Nataru, Polres Tubaba, Bakal Gelar Operasi Lilin