Risiko tersebut menjadi semakin besar pada kelompok lanjut usia yang secara medis tergolong sangat rentan. Skrining rutin disarankan bagi mereka yang memiliki faktor risiko tersebut, bahkan sebelum muncul gejala.
Perbedaan antara Gagal Jantung dengan Serangan Jantung
Gagal jantung terjadi akibat gangguan fungsi otot jantung (miokard), sehingga menyebabkan jantung tidak mampu memompa darah dengan efektif. Kondisi ini berkembang secara bertahap dan bersifat kronis.
Sementara serangan jantung (infark miokard) terjadi secara mendadak akibat penyumbatan pada pembuluh darah koroner yang menyuplai otot jantung. Jika tidak ditangani dengan segera dan tepat, serangan jantung dapat merusak jaringan otot jantung hingga berujung pada gagal jantung di kemudian hari.
Gejala awal yang paling umum dari gagal jantung adalah mudah merasa lelah. Aktivitas yang sebelumnya dapat dilakukan dengan mudah menjadi terasa berat atau tidak lagi mampu dilakukan.
Pasien juga dapat mengalami sesak napas yang semakin memburuk saat berbaring, terutama malam hari dan biasanya membaik saat pasien duduk atau dalam posisi setengah duduk.
Selain itu, ada juga gejala paroxysmal nocturnal dyspnea (PND), yaitu sesak napas yang tiba-tiba muncul saat tidur dan membuat pasien terbangun malam hari. Peningkatan berat badan yang cepat akibat penumpukan cairan, bengkak pada tungkai atau pergelangan kaki, serta pada kondisi yang lebih berat, pembengkakan meluas, hingga ke perut (asites).