Kuota Elpiji 3 Kg di Lambar Hanya Cukup Hingga November

Rabu 02 Jul 2025 - 09:48 WIB
Reporter : Edi
Editor : Rizky Panchanov

BALIKBUKIT - Ketersediaan kuota gas elpiji 3 Kilogram (Kg) di Lampung Barat (Lambar) hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat hingga akhir November 2025 mendatang, hal tersebut disampaikan Sales Branch Manager (SBM) Pertamina Patra Niaga Lampung lV Gas, Risal Arsyad, Selasa (1/7).

Risal menyampaikan hal itu saat rapat koordinasi (rakor) bersama jajaran pemerintah daerah setempat membahas kelangkaan elpiji 3 kg yang terjadi di sejumlah kecamatan di Bumi Beguai Jejama Sai Betik. Ia mengatakan kuota elpiji 3 kg di Lambar sebanyak 2.326.000 tabung. 

Dalam rapat tersebut turut hadir Bupati Lamar Parosil Mabsus beserta jajaran kepala OPD dan perwakilan Hiswana Migas, Agen elpiji, perwakilan pangkalan. 

"Kalau kita melihat kuota sesuai penyalurannya, ini tidak akan mencukupi sampai akhir tahun, karena realisasinya hingga saat ini sudah lebih dari 50 persen, sehingga pertengahan Desember bahkan akhir November sudah habis kuotanya," kata dia saat menyampaikan arahan.

Ia mengatakan, dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat saat ini kebutuhan gas elpiji 3 kg akan over di bulan November ataupun Desember, jadi kemungkinan bila kuota sudah habis sebelum akhir tahun maka tidak akan bisa disalurkan lagi ke wilayah Lampung Barat.

"Nggak bisa ditambah lagi (kuotanya), karena kebijakanya bukan di kami, karena kami juga tidak mendapat rincian perhitungan dari Kementerian, kata mereka seperti apa dan Pertamina menyalurkan sesuai kuota dan kebiasaan agen bulanan dan hariannya maka akan over tadi," sambungnya.

Sementara itu, salah satu perwakilan pangkalan elpiji 3 kg di Kecamatan Batubrak, Ma'as mengaku kebutuhan gas elpiji 3 kg di wilayahnya masih jauh dari ideal, ia mengatakan mendapat kuota sebanyak 170 tabung per minggu. 

"Itupun belum cukup sebenarnya, karena idealnya kami butuh 400 tabung per minggu untuk mencukupi kebutuhan masyarakat, karena kami juga menjadi penyangga bagi warga dari kampung sebelah dengan kuota yang sedikit tentu tidak akan mencukupi," kata dia.

Ia berharap agar Pertamina serta pihak terkait bisa mempertimbangkan untuk penambahan kuota khususnya di wilayah Kecamatan Batubrak, sehingga warga tidak lagi kesulitan mendapatkan gas elpiji 3 kg untuk keperluan rumah tangga sehari-hari. 

Sementara itu, di hadapan Pertamina dan pengusaha elpiji, Bupati Parosil Mabsus menanyakan penyebab terjadinya kelangkaan elpiji 3 Kg di Lambar dalam kurun satu pekan ini.  

Berdasarkan paparan pihak Pertamina, terkait kuota dan jumlah masyarakat di Lambar, diduga menjadi penyebab kelangkaan gas elpiji 3 kg di beberapa daerah adalah masih kurangnya kesadaran masyarakat terhadap hak pengguna gas subsidi 3 Kg. 

Selain itu, banyaknya petani kopi musiman yang saat ini sedang tinggal di daerah Lambar karena sedang panen raya kopi. 

Oleh karenanya, Parosil menekankan kepada seluruh agen elpiji agar tidak menjual gas 3 Kg kepada kalangan menengah ke atas. 

"Saya minta kepada seluruh agen supaya tidak boleh menjual elpiji 3 Kg kepada masyarakat kalangan menengah ke atas seperti ASN, Polri maupun TNI karena gas ini diperuntukan untuk masyarakat tidak mampu," ungkapnya. 

Ke depan, Parosil berencana mengeluarkan surat edaran terkait larangan ASN, Polri dan TNI menggunakan gas subsidi 3 KG. 

Bupati dua periode itu juga mengatakan, seharusnya petani kopi musiman yang notabenenya bukan asli masyarakat Lambar tidak diperbolehkan mendapat gas subsidi 3 Kg, hal itu untuk mengantisipasi kekurangan kouta.

"Karena untuk kouta gas subsidi 3 Kg ini ditentukan langsung oleh pihak Kementerian SDA bukan Pemerintah Daerah yang menentukan, yang tadinya jumlah penduduk Lampung Barat terbilang kurang mampu sudah seimbang dengan kouta gas subsidi 3 Kg, dengan adanya petani musiman ini otomatis mengurangi kouta yang ada," jelasnya.(*) 

Kategori :