Untuk diketahui hasil panen jagung Polri pada panen raya kuartal II 2025 mengalami kenaikan signifikan dari 2 ton per hektare menjadi 9,3 ton per hektare. Dampaknya, pendapatan para petani juga meningkat tajam dari Rp500 ribu per bulan menjadi Rp4,5 juta per bulan.
Pertumbuhan produktivitas ini tidak terlepas dari penggunaan bibit unggul dan pupuk hasil riset Polri serta alat pertanian yang modern. Untuk menyimpan hasil panen, Polri bersama Bulog membangun 18 gudang yang ditargetkan selesai pada Agustus 2025. Mereka juga siap membeli hasil panen petani dengan harga Rp5.500 per kilogram untuk menjawab tantangan surplus produksi yang ditaksir hingga 6 juta ton.
Sementara itu di sisi hilir, Polri menjalin kerjasama dengan perusahaan pakan ternak untuk mengelola hasil panen melalui 47 feedmills di 17 provinsi. Selain itu, dua pabrik baru di Maros (Sulsel) dan Lamongan (Jatim) juga dalam proses pembangunan, yang akan menjadi tempat pengolahan pakan ternak terbesar di Asia Tenggara.
Melalui kerja sama dengan pihak lain, dijalinlah kerjasama ekspor dengan perusahaan pengelola hasil pertanian di Malaysia. Kerja sama ekspor yang telah disepakati mencakup 20 ribu ton jagung secara bertahap.
Ekspor perdana sebanyak 1.200 ton dengan harga Rp5.900 per kilogram diresmikan dan dilepas langsung oleh Presiden Prabowo. "Ini sebuah pendekatan kolaboratif-komprehensif yang melibatkan banyak pihak dan aspek yang relevan," katanya. (jpc/c1)