Dari Hobi Akbar Kini Ekspor Ikan Cupang Hias

Mahrian, warga Kota Tangerang yang sukses bisnis tanaman hias, Rabu 21 Mei 2025. (Beritasatu.com/Wahroni)--

LANGKAT – Akbar (25), pemuda asal Kelurahan Sidomulyo, Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, sukses mengembangkan hobi memelihara ikan cupang hias menjadi bisnis ekspor bernilai tinggi.

Usaha ini bermula pada 2017, saat Akbar mulai membudidayakan ikan cupang di halaman belakang rumahnya yang terbatas. Dengan memanfaatkan kotak busa bekas dan botol plastik, ia memelihara ikan dari fase anakan hingga dewasa. Fokus utamanya adalah ikan cupang hias, bukan untuk aduan.

Setidaknya ada 10 jenis ikan cupang hias yang dibudidayakannya, seperti nemo klasik, nemo multicolor, leopard, multi metallic, avatar, galaxy, dan nemo galaxy. Untuk perawatan, Akbar menggunakan pakan hidup seperti cacing sutra dan jentik nyamuk untuk ikan berusia 0-1 bulan, serta pelet halus untuk usia di atas satu bulan. Ia juga rutin mengganti air setiap tiga hari untuk menjaga kualitas hidup ikan.

Dengan memanfaatkan media sosial, Akbar mulai memasarkan ikan cupang miliknya secara online. Ia juga aktif mengikuti kontes ikan cupang hias. Berkat upaya tersebut, permintaan ikan datang dari berbagai daerah di Indonesia hingga luar negeri seperti Malaysia, Singapura, Australia, dan China.

“Untuk ekspor, permintaan paling banyak dari Malaysia dan China. Permintaan dari Australia juga tinggi, karena dihargai lebih mahal menggunakan dolar AS,” kata Akbar saat ditemui di kediamannya, Minggu (18/5).

Ikan cupang hias jenis multicolor menjadi favorit pasar internasional dan kontes karena warnanya yang mencolok. Harganya pun bervariasi, mulai dari puluhan ribu hingga ratusan ribu rupiah per ekor. Untuk pasar ekspor, ikan cupang bisa dihargai antara 200 hingga 300 ringgit Malaysia per ekor, atau sekitar Rp 200.000 untuk pengiriman ke China.

Menariknya, di saat banyak bisnis terpuruk akibat pandemi Covid-19, usaha budidaya ikan cupang justru melonjak. Akbar menyebut tren memelihara ikan cupang menjadi sangat populer saat itu, bahkan permintaan bisa mencapai ribuan ekor per minggu.

“Waktu itu permintaan luar biasa, tetapi kami hanya bisa sediakan sekitar 300 ekor per minggu,” ujarnya.

Akbar mengaku, bisnis ikan cupang hias membawa lebih banyak suka daripada duka, apalagi berawal dari hobi yang menghasilkan keuntungan. Ia berharap tren memelihara ikan cupang hias kembali naik, agar lebih banyak masyarakat yang merasakan manfaat ekonomi dari hobi ini.(beritasatu/nca)

Tag
Share