7. Mereka Melihat Keindahan dalam Ketidaksempurnaan
Konsep estetika Jepang wabi-sabi mengajarkan kita untuk menghargai keindahan dalam ketidaksempurnaan. Dalam masyarakat yang bisa sangat menuntut, wabi-sabi menawarkan penyeimbang seperti mangkuk teh yang terkelupas dihargai karena kekurangannya yang unik, pohon sakura yang mekar dihargai justru karena tidak akan mekar lama.
Pola pikir ini mengingatkan untuk melepaskan obsesi dengan kesempurnaan. Stres sering diperkuat oleh perasaan bahwa kita harus mengendalikan setiap hasil. Wabi-sabi menyarankan pendekatan yang berbeda, menerima kehidupan apa adanya, kekurangan, dan menemukan ketenangan dalam penerimaan itu.
Melansir dari laman Suka Jepang, meskipun sumber daya alam Jepang tidak banyak dan melimpah, Negeri Sakura ini mampu memiliki kekuatan ekonomi yang cukup besar karena berkat disiplin dan kerja keras.
Hal ini bisa membuktikan bahwa walaupun kita tidak punya fasilitas dari orang tua atau apapun itu, tapi semuanya bisa berkembang melalui ketekunan, kesungguhan, dan kerja keras untuk mendapatkan sesuatu dengan cara yang baik tanpa mengorbankan diri sendiri maupun orang lain. (jpc)