RI Janji Terus Impor Gandum hingga Kedelai dari AS

Minggu 20 Apr 2025 - 20:53 WIB
Reporter : Redaksi
Editor : Syaiful Mahrum

JAKARTA - Pemerintah Republik Indonesia (RI) menyampaikan komitmennya untuk terus membeli produk hortikultura dari Amerika Serikat (AS), seperti gandum hingga kacang kedelai. Hal ini sebagaimana disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat bertemu dengan empat pejabat utama AS yang terkait dengan isu dan kebijakan tarif, yakni Secretary of State AS, United States Trade Representative (USTR), Secretary of Commerce AS, dan Secretary of Treasury AS.

’’Indonesia berencana terus membeli produk agrikultur. Antara lain gandum, soya bean, dan soya bean milk. Indonesia juga akan meningkatkan pembelian barang-barang modal dari Amerika," kata Airlangga dalam konferensi pers, Jumat (18/4).

 

Tak hanya produk hortikultura. Pemerintah RI juga menyampaikan komitmennya untuk meningkatkan pembelian energi dari AS, seperti LPG, minyak buah (fruit oil), dan bensin.

 

Tidak hanya janji untuk terus melakukan impor, Indonesia juga akan memfasilitasi perusahaan-perusahaan AS yang selama ini beroperasi di Indonesia. Adapun fasilitas yang diberikan berupa kemudahan perizinan dan insentif.

 

Indonesia juga menawarkan kerja sama terkait dengan mineral strategis (critical mineral) dan akan mempermudah prosedur impor untuk produk-produk AS yang masuk ke Indonesia, termasuk produk hortikultura.

 

Kemudian Airlangga mengatakan bahwa Indonesia juga akan memperkuat kerja sama dengan Negeri Paman Sam, baik di sektor investasi, sektor pengembangan sumber daya manusia (SDM), hingga sektor keuangan.

 

"Tentu Indonesia juga mengangkat terkait dengan financial services yang lebih cenderung untuk menguntungkan negara Amerika Serikat," jelasnya.

 

Diketahui, Indonesia menjadi salah satu negara yang dikenakan tarif impor oleh Presiden AS Donald Trump. Khusus Indonesia, tarif impor yang ditetapkan sebesar 32 persen. Bahkan bea masuk itu telah mencapai 47 persen untuk sejumlah produk, salah satunya tekstil. Tarif tersebut memang belum berlaku. Pasalnya, Trump memutuskan untuk mengundur pemberlakuannya selama 90 hari. Momen itu kemudian dimanfaatkan Indonesia untuk melakukan negosiasi.

 

Tags :
Kategori :

Terkait