Menjaga niat yang lurus adalah kunci utama dalam istiqomah. Jika kita berniat menjalankan ibadah hanya karena Ramadan, semangat itu akan hilang setelahnya. Jika kita niatkan untuk Allah, ibadah akan menjadi bagian dari kehidupan kita. Bukan hanya sekadar rutinitas musiman.
Istiqomah tidak berarti harus langsung sempurna dalam menjalankan ibadah. Terpenting adalah terus berusaha untuk lebih baik sedikit demi sedikit.
Jangan sampai merasa cukup hanya dengan ibadah Ramadan! Allah mencintai amalan yang dilakukan secara terus-menerus, meskipun kecil.
Bulan Ramadan seharusnya menjadi momentum refleksi diri dan pembentukan kebiasaan baik yang berkelanjutan. Jika seseorang bisa bangun untuk sahur dan melaksanakan salat tahajud selama sebulan penuh, seharusnya bangun malam untuk tahajud setelah Ramadan bukanlah hal yang mustahil. Jika seseorang bisa menahan diri dari makan dan minum sepanjang hari selama sebulan, menahan diri dari perbuatan maksiat setelahnya juga seharusnya bisa dilakukan.
Umat Islam diingatkan untuk tidak menjadikan Ramadan sebagai satu-satunya waktu untuk meningkatkan ibadah.
Sebaliknya, Ramadan harus menjadi titik awal untuk perubahan menuju kehidupan yang lebih baik, lebih dekat dengan Allah, dan lebih bermanfaat bagi sesama.
Dengan menjaga istiqomah dalam ibadah dan kebaikan, diharapkan keberkahan Ramadan dapat terus dirasakan sepanjang tahun. Pada akhirnya kembali bertemu dengan Ramadan berikutnya dalam kondisi iman yang lebih baik. (*)