”Malam hari di wilayah Way Kanan, Tulangbawang, Tulangbawang Barat, Mesuji, Pesisir Barat, Tanggamus, Lampung Selatan serta dini hari di wilayah Pesisir Barat, Tanggamus, Pesawaran, dan Lampung Selatan,” sebutnya.
Sementara guna mempermudah deteksi bencana hidrometeorologi berupa banjir, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Lampung memasang 30 alat early warning system (EWS). Kepala BPBD Lampung Rudy Sjawal Sugiarto mengatakan, pemasangan EWS tersebut di lima daerah yang memiliki resiko tinggi akan terjadinya bencana hidrometeorologi berupa banjir.
Kelima lokasi tersebut, sebutnya, berada di Lampung Selatan, Lampung Barat, Way Kanan, Tulang Bawang, dan Tulang Bawang Barat. “Di tahun ini, kita pasang alat EWS di beberapa kabupaten yang memiliki potensi tinggi bencana hidrometeorologi basah,” ujar Rudy, Rabu (18/12).
Dijelaskannya, alat EWS berbasis dengan internet dan akan terkoneksi dengan Pusat Pengendali Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops) BPBD Lampung. Sehingga ketika kejadian banjir akan terekam oleh EWS dan langsung sampai ke Pusdalops BPBD Lampung sebagai bahan untuk melakukan langkah-langkan antisipasi.
Lanjut Rudy, tidak hanya untuk deteksi banjir, ke depan pihaknya juga akan memasang alat EWS yang dapat mendeteksi bencana lainnya. Seperti tsunami hingga likuifasi atau fenomena hilangnya kekuatan tanah akibat guncangan gempa bumi atau beban cepat lainnya.
’’Alat ini akan dipasang di salah satu titik yang sering terjadi banjir besar dan berdampak terhadap masyarakat,” terangnya. (mel/c1/rim)