Dari 20 Kecamatan, 17 Dalam Genggaman

Kamis 22 Aug 2024 - 20:22 WIB
Reporter : Ary Mistanto
Editor : Taufik Wijaya

BANDAR LAMPUNG, RADAR LAMPUNG - Pilkada Tanggamus 2024 penuh dinamika, dengan tiga kandidat utama yang masing-masing memiliki kekuatan dan tantangan tersendiri. 

Dewi Handajani mengawali Pilkada dengan dukungan kuat di dua kecamatan utama yakni Gunung Alip (46,15%) dan Kelumbayan Barat (56,25%). 

Namun, dukungan yang terbatas hanya dua kecamatan tidak cukup untuk memenangkan pemilihan secara keseluruhan. Terlebih petahana.

Tantangan dari M. Saleh Asnawi yang mendominasi adalah gambaran pesaing yang harus diperhitungkan. 

Dari data Litbang RLMG, M. Saleh Asnawi, memperoleh dukungan luas di 17 kecamatan. Kemenangan mutlak di Bandarnegeri Semuong dan Cukuh Balak serta dukungan tinggi di wilayah lain. 

 

Diantaranya, Pematang Sawa (85%) dan Pulau Panggung (79,17%), menunjukkan Saleh Asnawi lebih kompetitif.

Kecamatan lain yang mengunggulkannya yakni Air Naningan (75,68), Semaka 79,17%, Kotaagung Barat (67,86%), Kotaagung (63,64%), Gisting (62,75%), Kelumbayan (64,29%), Limau (56,00%), Pugung (53,33%), Bulok (65,52%), dan Wonosobo (68,00%), Ulubelu (57,69%), Talang Padang (93,44%) dan Sumberrejo (51,11).

Satu kecamatan yakni Kotaagung Timur, Dewi Handajani dan Saleh Asnawi berbagi angka (46,15%). 

Sementara itu, Samsul Hadi, mantan Wakil Bupati, meskipun tidak memenangkan dukungan tertinggi di satupun kecamatan, dia mendapatkan dukungan yang tersebar di banyak kecamatan.

Penyebaran dukungan ini justru berpotensi merusak basis dukungan kandidat lainnya, termasuk Dewi Handajani, dengan memecah suara dan menciptakan tantangan tambahan.

Kemenangan Dewi Handajani akan sangat bergantung pada kemampuannya untuk memperluas dukungan di kecamatan lain dan menghadapi strategi kampanye lawan. 

Jadi, meskipun peluang kalah menang tidak bisa diabaikan, hasil akhir Pilkada Tanggamus 2024 akan sangat bergantung pada dinamika kampanye dan perubahan dalam opini publik menjelang hari pemilihan. 

Faktor-faktor terbaru seperti perubahan dalam opini publik, dinamika politik, atau skandal yang mungkin muncul bisa mempengaruhi menit akhir Pilkada. 

Dukungan eksternal dari partai politik, pengaruh sosial, atau even-even mendatang juga dapat mengubah peta dukungan secara signifikan. Ini akan menjadi pertarungan yang ketat dan penuh ketegangan hingga saat terakhir. (*)

Kategori :