Kandidat baru kerap memperkenalkan ide segar dan inovatif yang dianggap relevan dengan kebutuhan dan harapan pemilih.
Yang paling terasa, adanya dukungan dari kelompok masyarakat tertentu yang merasa lebih terwakili.
Petahana Punya Semua Sumberdaya
Di urutan kedua pengukuran elektabilitas, petahana Dewi Handajani memperoleh dukungan sebesar 25,03%.
Meskipun berada jauh di belakang M. Saleh Asnawi, angka ini menunjukkan bahwa basis pendukung Dewi Handajani masih signifikan.
Politikus perempuan yang mendapat restu Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai NasDem dan PDI Perjuangan ini tetap akan sulit dikalahkan.
Pengalaman pemerintahan adalah rekam jejak yang memberikan keunggulan dalam hal kredibilitas dan kemampuan mengelola kepemimpinan.
Sebagai petahana, Dewi memiliki keuntungan dalam hal pengenalan nama dan reputasi. Membuat lawan politik harus bekerja lebih keras untuk membangun nama dan mendapatkan pengakuan dari pemilih.
Suka atau tidak, petahana memiliki akses lebih baik ke sumber daya dan infrastruktur pemerintah, fasilitas, jaringan birokrasi, bahkan anggaran. Ini bisa memberi mereka keuntungan dalam hal pengorganisasian kampanye dan pengaruh.
Bukan rahasia, petahana umumnya memiliki dukungan dari berbagai aparatur pemerintahan dan tokoh-tokoh politik lokal, yang bisa memudahkan pelaksanaan program dan kebijakan yang mendukung kampanye mereka.
Petahana memiliki pemahaman dalam strategi kampanye dan dapat mengantisipasi tantangan yang mungkin muncul. Mereka tahu apa yang berhasil dan apa yang tidak dalam konteks lokal.
Dukungan Basis Loyal
Sementara, Samsul Hadi ada di urutan ketiga dengan elektabilitas dukungan sebesar 2,65 persen. Angka ini tergolong rendah jika dibandingkan dua kandidat utama lainnya. Namun, bukan berarti Samsul Hadi tak mampu mengubah peta persaingan.