Irreplaceable
-Ilustrasi Freepik-
Terlalu lama Nana berpikir untuk memastikan itu sebuah kebenaran atau kebohongan yang Ervan rencanakan. Biasanya Ervan sering bercanda, apapun dilakukan Ervan untuk membuat Nana tertawa. Bagaimana mungkin kali ini dia berbohong? Apa mungkin kakaknya ikut berpartisipasi membohongi Nana? Sangat tidak mungkin. Akhirnya sebuah notifikasi pesan muncul di layar HP kembali menyadarkan lamunannya.
Ervan :Dek, Ervan sudah sadar.
“Dugaanku benar, pasti Ervan sedang berbohong, mana mungkin manusia yang sedang kritis tiba-tiba sadar. Sangat mustahil bukan?” gumama Nana.
Ervan : Dia tadi pesan sama kakak, sampein maaf dia ke kamu dan terima kasih untuk semuanya.
“Pasti dia berbohong, mana mungkin manusia yang sedang kritis bisa berkata seperti itu? Aneh bin ajaib!” gumam Nana lagi.
Namun, itulah kehidupan. Semua telah ditetapkan oleh Tuhan dan diatur sedemikian rupa sehingga apa saja bisa terjadi sesuai dengan kehendak-Nya.
Setelah berpikir panjang, Nana mencoba menenangkan diri dan menepis pikiran buruk. Nana memberanikan diri untuk kembali membalas chat, tapi dengan topik yang berbeda.
Nana : Kak, Ervan sudah makan belum? Ervan : Dek…