Jerry Sullivan dan Doni

-Ilustrasi Bob Dimyt /Pixabay -

Keesokan paginya, jam menunjukkan jam 07:50, tapi Jerry belom ada di sekolah lagi saat itu.

“Van, Jerry ngabarin lagi gak kalo mau berangkat siang?” Tanyaku pada Sullivan.

“Kaga. Dia ga ngechat. Palingan juga nanti datengnya pas mepet-mepet jam masuk lagi kek kemaren.” Jelas Sullivan.

“Ya udah lah.” Kataku.

Pak Ruslan datang. Jam ujian pun dimulai. Anehnya, Jerry belum juga datang. Sampai saat waktunya diabsen, Pak Ruslan bertanya, “Ini absen nomor 13, Jerry, kemana? Kok nggak ada?”

Kami sekelas tidak tahu dan hanya memandang satu sama lain. 

“Ya udah kalo gitu. Nanti biar diurus Bu Asri aja. Kebetulan Bu Asri juga lagi di luar kota.” Ucap Pak Ruslan sembari menghela nafas.

 

Ujian hari kedua ini berakhir. Aku segera menelfon Jerry. Namun, tidak ada jawaban. Aku sedikit cemas pada saat itu. Takut terjadi apa-apa dengannya mengingat sikapnya yang aneh akhir-akhir ini. Aku dan Sullivan pun memutuskan untuk pergi ke rumah Jerry, tapi tiba-tiba handphoneku berdering. Ibu menelfonku dan menyuruhku untuk segera pulang karena ada kakekku yang berkunjung ke rumah. Kamipun tidak jadi mampir ke rumah Jerry.

Malam hari aku terfikir terus soal Jerry. Akupun berkali-kali mencoba menelfonnya lagi, tapi tetap saja tidak bisa. Bahkan kali ini nomornya tidak aktif.

Akhirnya, hari ketiga ujian yang merupakan hari terakhir pun tiba. Lagi-lagi Jerry tidak ada di kelas saat itu. Sampai Bu Asri pun tiba. Saat itu aku memberitahu bahwa Jerry kemarin dan hari ini tidak masuk ujian.

Bu Asri menghela nafas dan berkata “Jerry sekarang sedang ada di rumah sakit, Nak. Ia terkena penyakit liver dan ternyata tidak ada donor yang cocok dengannya, bahkan dari keluarganya sendiri. Kata dokter, mungkin umurnya tidak akan lama lagi.” 

Kami sekelas terkejut, terutama aku dan Sullivan yang sangat terpukul dan ternganga mendengarnya.

Selepas ujian, aku dan Sullivan segera menuju rumah sakit untuk menjenguk Jerry. Ketika sampai di kamar 06 yang merupakan tempat Jerry, terlihat seorang anak lekaki yang sedang membaca buku sambil diinfus.

Suasana menjadi hening saat Jerry menyadari  kehadiran kami berdua di pintu. Senyuman tipis Jerry seperti mengundang air mata. Tanpa sadar mataku meneteskan air.

Tag
Share