Jerry Sullivan dan Doni
-Ilustrasi Bob Dimyt /Pixabay -
Cerpen karya Martin Handoyo
Pagi hari yang cerah. Jam menunjukkan pukul 07:20. Aku bangun kesiangan. Tak henti-hentinya aku melangkahkan kaki dengan cepat.
“Pak tunggu!” Ucapku berteriak saat terlihat satpam mulai menutup gerbang sekolah. Untung saja Pak Satpam itu masih berbaik hati terhadapku.
“Oy Doni, baru sampe lagi?” Tanya salah seorang sahabatku yang tahu aku baru sampai di sekolah. Aku hanya tersenyum tipis saat itu. Mereka adalah Jerry dan Sullivan, para sahabatku di SMA. Setelah itu kami bertiga segera menuju kelas XII IPS 2 untuk masuk kelas sebelum guru masuk terlebih dahulu.
“Don, nanti balik sekolah kita kumpul dulu di tempat biasa ya.” Ucap Jerry.
“Iya Don. Jangan lupa.” Tambah Sullivan.
Akupun mengiyakan ajakan mereka. Singkat waktu, saatnya pulang sekolah. Kami bertiga berjalan bersama menuju tempat biasa nongkrong.
“Mau ngapain nih?” Tanyaku pada mereka.
“Ga tau tuh Jerry.” Jawab Sullivan.
Jerry mengeluarkan sebuah kaleng bekas biskuit dan sebuah kertas beserta pulpennya.
“Nih tulis harapan kalian setelah lulus dari SMA besok, karena kan kita udah kelas 3 SMA nih, sebagai tanda pertemanan kita aja. Biar kalian gak pada lupa.” Kata Jerry.
“Maksudnya gimana?” Tanyaku.
“Udah pokoknya tulis aja keinginan kamu ke depannya di sini. Nanti kita buka lagi bareng-bareng pas hari kelulusan, oke.” Jawab Jerry dengan nada riang.
Jerry memang seperti itu. Dia adalah orang yang sangat rendah hati dan periang. Jerry berpindah tempat saat tahu Sullivan mengintip apa yang ia tulis.