Daftar Haji Bareng Istri, Berangkatnya Sendiri

SAAT TIBA DI MADINAH: Mbah Bardan sempat bercerita daftar haji bersama istri sambil menitikkan air mata di Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah, Kamis (16/5).-FOTO IST/JPC -

Mbah Bardan Berdoa Bisa Bersama Lagi di Surga

MADINAH - Mbah Bardan (92), jamaah haji asal Lampung Utara (Lampura) yang tergabung dalam Kloter 10 Embarkasi Jakarta-Pondok Gede (JKG-10), tak dapat membendung rasa gembira karena bisa tiba di Kota Madinah untuk menunaikan rangkaian ibadah haji. Senyumnya pun tampak ketika petugas mengiringinya dengan kursi roda.

Namun siapa sangka, di balik rasa bahagia bisa tiba di Madinah,  tersimpan rindu mendalam untuk istri tercinta. ’’Sudah nabung berdua untuk haji, sesudah itu malah saya ditinggal sama istri,” ungkap Mbah Bardan sambil menitikkan air mata di Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA), Madinah, Kamis (16/5) waktu setempat.

  Cerita Mbah Bardan berkeinginan menunaikan ibadah haji berdua dengan istri diupayakannya dengan menabung hasil keringatnya sendiri. Bekerja sebagai tukang bangunan dan telah mendaftar haji sejak 2013.

Namun, takdir Allah lain. Harapannya pergi haji berdua dengan istri tak terwujud. Sebab, sang istri lebih dahulu menghadap Ilahi. ’’Belum sampai waktu berhaji tiba, istri saya malah meninggalkan saya selama-lamanya,” ucap Mbah Bardan.

  Meski didorong kursi roda, Mbah Bardan optimistis kondisinya baik-baik saja. ’’Saya bisa jalan sendiri,” katanya sambil berupaya berdiri.

BACA JUGA:RSUD Ryacudu Kotabumi Carut-marut 

Mbah Bardan mengungkap rasa cinta tak terkira pada sang belahan jiwa. ’’Ya sayang banget. Saya sudah siapkan tempat peristirahatan terakhir saya nanti bersebelahan sama dia,” kata lelaki kelahiran Jogjakarta ini.

  Bila pepatah bilang cinta ada karena biasa, begitu pula Mbah Bardan dengan kisahnya. ’’Awal mula saya kenal istri karena dulu suka ngaji bersama, lha kok jadi saling cinta,” tuturnya.

  Petugas haji pun tersenyum mendengar kisah Mbah Bardan. Ada perasaan tak nyaman yang menyesakkan dada. Ini bukan kisah Adam dan Hawa, bukan pula Habibi dan Ainun. Tetapi, kisah Mbah Bardan yang senantiasa berharap dapat meraih surga berdua dengan istri tercinta.

  ’’Enggak papa, saya sudah sampai sini. Saya doakan istri masuk surga, saya dan dia bisa bersama di surga,” harap Mbah Bardan. (jpc/c1/rim)

Tag
Share