Bagaimana Nasib Karyawan Pabrik Sepatu Bata Setelah Ditutup? Kemenperin Sebut Manajemen Lakukan Ini

BERHENTI BEROPERASI: Pabrik Sepatu Bata yang berada di Purwakarta, Jawa Barat, berhenti beroperasi. -FOTO JPNN-

JAKARTA- Sebanyak 233 karyawan pabrik sepatu Bata Purwakarta diajak berdialog untuk membahas nasib mereka ke depan pasca pabrik berhenti beroperasi. 

Belakangan ramai kabar penutupan pabrik sepatu Bata di Purwakarta, oleh produsen sepatu Bata sejak Selasa (30/4) lalu.

Melalui Kementerian Perindustrian (Kemenperin) akhirnya karyawan Sepatu Bata Purwakarta telah bertemu dan berdialog dengan manajemen PT Sepatu Bata Tbk.

BACA JUGA:Sebanyak 9,9 Juta KK Belum Punya Rumah, Industri Property Diproyeksi Meningkat

Dalam dialog yang digelar pada Rabu (8/5) tersebut, manajemen PT Sepatu Bata Tbk diwakili oleh para direksi yaitu Hatta Tutuko, Ahmad Danial, dan Prima Andhika Irawati yang diterima oleh Juru Bicara Kementerian Perindustrian Febri Hendri Antoni Arif dan Direktur Industri Tekstil, Kulit, dan Alas Kaki (ITKAK) Adie Rochmanto Pandiangan.

Dari hasil dialog terungkap keputusan penutupan pabrik sepatu Bata yang dilakukan oleh manajemen berkaitan dengan langkah strategi bisnis yang dilakukan dalam rangka refocusing pada lini penjualannya (store). 

Hal ini dilakukan manajemen sepatu Bata untuk menghadapi persaingan industri sepatu di dalam negeri. 

BACA JUGA:Pengamat Sebut Bioetanol BBM Pengganti Pertalite Harusnya Lebih Murah dari Pertamax, Ini Alasannya!

"Direksi menyampaikan, dalam rangka efisiensi dan memperhatikan trend pasar yang cepat dan bervariasi, maka PT Sepatu Bata Tbk fokus pada pengembangan produk dan desain yang memenuhi selera pasar," ujar Adie.

Kemenperin menanggapi, langkah yg diambil oleh PT Sepatu Bata Tbk tersebut sebenarnya dianggap kurang tepat, karena saat ini kondisi industri sepatu nasional terus tumbuh, terlebih dengan kebijakan pengendalian terhadap impor barang jadi (konsumsi) dan jaminan bahan baku yang dilakukan pemerintah.

Oleh karena itu, Kemenperin berharap setelah kondisi perusahaan membaik, suatu saat perusahaan bisa kembali membuka pabriknya di Indonesia dengan kapasitas yang lebih besar. 

BACA JUGA:Penyaluran Kredit Tumbuh 11 Persen di Tengah Guncangan Ekonomi Global

Adie mengatakan, salah satu faktor yang menyebabkan PT Sepatu Bata Tbk menutup pabriknya di Purwakarta karena inefisiensi produksi, dan produk yang tidak memenuhi selera konsumen, sehingga memilih untuk lebih fokus pada lini bisnis retail.

Dari data yang ada, pabrik Sepatu Bata sebelum menutup pabriknya hanya menyisakan 233 karyawan dan hanya memproduksi 30% dari kapasitas.

Tag
Share