Giliran Masyarakat Waykanan Lampung Keluhkan Gas Melon, per Tabung Harganya Rp45 Ribu

KEHABISAN STOK: Pangkalan elpiji yang berada di Lampung Utara beberapa waktu lalu mengaku kehabisan stok. -FOTO DOK. RADAR LAMPUNG -

Pihaknya juga berharap agar masyarakat dapat menggunakan LPG sesuai peruntukannya. “Karena LPG 3 Kg ini merupakan produk subsidi yang ditujukan khusus bagi masyarakat yang kurang mampu,” tandasnya.  

Sebelumnya diberitakan, warga Kotabumi, Lampung Utara, mengaku resah melihat kondisi harga gas elpiji 3 kg alias gas melon yang kian melejit. Sudah menjadi tradisi tahunan, harga yang begitu mahal membuat masyarakat kurang mampu kian pusing dibuat dengan naiknya harga elpiji 3 kg.  

Harga gas elpiji 3 kg yang sebelumnya Rp22.000 naik menjadi Rp40.000-Rp50.000. ''Saya kemarin beli gas elpiji 3 kg Rp40.000. Ada juga yang beli Rp50.000,'' kata Parida (53), salah satu warga. 

Parida mengungkapkan, tingginya  harga gas elpiji 3 kg terjadi sejak adanya kelangkaan sebulan terakhir, tepatnya pada pelaksanaan Pemilu 2024 hingga jelang Idul Fitri 1445 H.  

"Saya nggak tahu penyebabnya apa. Tapi yang pasti ini sangat meresahkan. Karena semuanya apa-apa naik. Sembako terutama beras juga mahal," ucap Parida. 

 Hal senada juga disampaikan Angga (30), warga Kelurahan Tanjungsenang, Kecamatan Kotabumi. Angga menyebut harga gas elpiji 3 kg kini naik sekitar Rp37.000 hingga Rp45.000.  

"Harga normal biasanya Rp22.000, sekarang Rp45.000. Saya nggak tahu kalau harga daerah lainnya. Mungkin lebih mahal lagi," ujar Angga. 

Sementara Kepala Dinas Perdagangan Lampura Hendri mengaku pemerintah daerah berkomitmen menjaga ketersediaan barang bersubsidi. Khususnya gas elpiji 3 kg, kata Hendri, saat ini PT Pertamina telah menambah alokasi sebanyak 11.000 tabung untuk disalurkan di Lampura. (sah/c1/abd)

 

Tag
Share