Perekonomian Tumbuh di Tengah Perlambatan
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 4,94 persen year on year (yoy) dan 1,60 persen dalam basis kuartalan (qoq).
Menurut BPS, industri pengolahan atau manufaktur telah menjadi penyumbang utama bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2023. Dalam periode tersebut, sektor industri pengolahan atau manufaktur telah menyumbangkan 1,06 persen yoy.
“Sumber pertumbuhan yang diberikan oleh industri pengolahan pada kuartal III-2023 ini lebih besar daripada kuartal II-2023 (0,98 persen) dan kuartal III-2022 (0,99 persen),” kata Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dikutip Antara dalam konferensi pers PDB Kuartal III-2023 di Jakarta, Senin (6/11).
Amalia menjelaskan, pertumbuhan industri terus ditopang oleh kuatnya permintaan domestik, termasuk perangkat keras yang mencakup komputer, produk elektronik, optik, dan peralatan listrik yang tumbuh sebesar 13,68 persen (yoy).
Kemudian, industri logam dasar tumbuh sebesar 10,86 persen (yoy), industri alat transportasi sebesar 7,31 persen (yoy), dan industri barang mineral bukan logam sebesar 7,20 persen (yoy).
Pada triwulan III tahun 2023, selain industri, pertumbuhan ekonomi ditopang oleh perdagangan yang meningkat 0,66 persen, sektor pengangkutan dan pergudangan meningkat 0,61 persen, dan sektor konstruksi meningkat 0,60 persen.
Sementara itu, sektor dengan pertumbuhan tertinggi yaitu transportasi dan pergudangan yang tumbuh 14,74 persen (yoy), jasa lainnya tumbuh 11,14 persen (yoy), serta akomodasi dan makan minum yang tumbuh 10,90 persen (yoy).
“Dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan ekonomi, antara lain didorong oleh peningkatan aktivitas produksi, mobilitas masyarakat, kunjungan wisatawan mancanegara, terselenggaranya beberapa acara nasional dan internasional, serta dimulainya kegiatan politik menjelang Pemilu,” ujar Amalia.
Plt. Kepala BPS tersebut juga menjelaskan bahwa perekonomian Indonesia mampu tumbuh 4,94 persen (yoy) pada kuartal III-2023 di tengah perlambatan perekonomian global, perubahan iklim, dan menurunnya harga komoditas ekspor unggulan.
“Leading sektor ekonomi Indonesia seperti industri pengolahan, pertanian, perdagangan, pertambangan dan konstruksi terus tumbuh,” pungkasnya. (jpc/c1/abd)