Gadis Sederhana dari SMK
-Ilustrasi Net-
Semua orang dihadapan Ana pada hari ini bisa melakukan hal itu. Ana Kira hanya Ana lah yang tidak bisa melakukan hal itu. Ternyata setelah diselidiki, Ana bukannya tidak bisa untuk menyetel alat. Tapi Ada terlalu takut untuk mencoba. Terkadang aku sering melihat orang yang hanya pandai kejuruan tetapi mata pelajaran lain mereka tidak begitu pandai. Dan mereka biasa saja. Tapi sedangkan Ana semua mata pelajaran Dia bisa hanya saja di hari ini Allah uji Ana. Terkadang Ana menangis melihat ujian ini. Terdengar di telinga Ana bahwa kawan-kawan selalu membicarakan Ana hal yang buruk.
Banyak yang bilang kepada Ana bahwa Ana tidak cocok berada di SMK ini. Kamu cocok di SMA. Ana selalu berpikir Dan bercerita hanya pada dirinya sendiri. Aku telah berjanjilah pada diriku sendiri. Aku akan masuk negeri tidak ingin swasta.
Sebenarnya ketika Ana lihat dari banyaknya sisi belakang. Ana terlalu takut untuk mencoba. Ketika Ana tidak bisa, Ana terlalu takut dihina kawan dicap buruk dengan orang lain.
Tapi, Allah masih sayang sama Ana. Allah kasih Ana semangat, untuk Anak bisa lanjut menjalani kehidupan di jurusan ini. Kadang Ana menangis karena tidak sepandai mereka.
Aku ahli dalam mata pelajaran yang sebut "FISIKA" . Ketika aku duduk dibangku kelas 10, aku menjadi anak andalan guru-guru. Namaku kini menjadi bintang sekolah. Setahun telah kulalui dengan prestasi yang menurutku sama seperti SMA.
Ditahun 2019, aku masuk di jurusan yqng sama sekali tak pernah terpikir olehku. Sempat beberapa kali terpikir ingin pindah, namun sekarang aku sudah bulat, aku akan tetap bertahan. Sebab menurutku segala sesuatu terjadi dengan alasan, bukan tujuan.
2019, Aku banyak bersyukur karena diri ini semakin banyak memiliki teman. Aku tidak pernah merasa kesepian, dan hadirnya mereka menjadi alasanku untuk tetap bersyukur, seburuk apapun kenyataan yanh harusku hadapi. Seiring luka dan air mata yang mengering, bersama mereka aku semakin kuat.
Hadirnya tahun 2019, ada banyak kegagalan yang membuatku belajar banyak hal. Juga tak kalah, ada banyak keberhasilan dan kegagalan.
Namun, ketika aku duduk dibangku kelas 11. Ketakutan yang menghantuiku selama ini menjadi sebuah kenyataan perih hidupku. Ternyata aku salah menyamai SMA dengan SMK. Semua bidang mata pelajaran dihapus. Kecuali kejuruan, yaitu "Geomatika". Kejuruan yang sulit. Memakai alat ketika praktik.
" Aku takut Tuhan...Aku tak biasa direndahi seperti ini, tolonglah aku Tuhan," bisikku di sepertiga malam kepada yang di atas.
Mereka memang ahli dalam bidang kejuruan. Hanya tersisa empat mata pelajaran ketika sudah dibangku kelas sebelas. Yaitu: Matematika, Bahasa Indonesia, Agama Islam, dan Pendidikan Kewarganegaraan.
Kadang aku salah menafsirkan jurusan. Aku bukanlah orang yang memiliki nilai rendah. Namun, aku adalah orang yang memiliki prinsip "yang pening diterima, masalah ke depan pasti ada jalan. Aku terlalu takut untuk memilih jurusan yang terpikirku sulit tapi itu mudah, kini aku terjebak!
Ana yang yang sedang sibuk pagi itu karena kedatangan oleh seorang wartawan dari koran Radar Lampung.
"Dek ini yang namanya Rohana ya?," tanya wartawan tersebut kepada Ana.
"Iya benar, " jawab Ana sangat singkat.