RAHMAT MIRZANI

Tradisi Pawai Ogoh-Ogoh Sebelum Nyepi

Pawai Ogoh-Ogoh.-Foto Dok Jawa Pos-

SEHARI sebelum merayakan hari raya nyepi, umat Hindu di Bali biasa melaksanakan tradisi yang bernama pengrupukan. Di hari yang sama ini, juga akan dilaksanakan tradisi ngarak ogoh - ogoh.

_________________

Ogoh - ogoh merupakan sebuah karya seni dari pemuda - pemuda. Patung ini merupakan tokoh Hindu yang dikenal dengan nama Bhuta Kala.

Pengarakan ogoh - ogoh ini biasanya akan dilakukan pada malam hari, yang biasanya diiringi dengan gamelan. Gamelan ini dikenal dengan nama Blegajur.

BACA JUGA:Pemilu Orde Baru, Sejarah Politik Indonesia

Adanya ogoh - ogoh berupa patung yang diarah ini konon adalah simbol dari adanya keburukan yang berasal dari sifat manusia. Selain itu juga sebagai bentuk hal - hal negatif yang berada pada alam semesta. 

Tepatnya tahun 1983, pada saat itu perwujudan Bhuta Kala mulai dibuat menjadi patung ogoh - ogoh dengan tujuan menyambut hari raya Nyepi.

Asal kata ogoh - ogoh yaitu ogah - ogah yang dalam bahasa Bali bermakna sesuatu yang digoyang - goyangkan atau digerak - gerakan.

BACA JUGA:Kue yang Biasa Disajikan Saat Imlek

Nah oleh karenanya, mulai tahun 1983 tadi masyarakat Bali mulai membuat ogoh - ogoh. Hingga saat ini, tradisi tersebut masih ada bahkan diikut sertakan dalam Pesta Kesenian Bali.

Adapun tujuan pelaksanaan dari adanya perayaan tersebut adalah sebagai bentuk keinsyafan yang dilakukan manusia terhadap kekuatan alam semesta dan juga waktu.

Adapun yang dimaksudkan dengan kekuatan tersebut diantaranya berupa kekuatan Bhuana Agung atau alam raya, dan juga Bhuana Alit atau kekuatan dari diri manusia.

BACA JUGA:Berbagi Kasih di Tahun Baru Imlek 2575 Kongzili

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan