Lamban untuk yang Berpulang

-Ilustrasi PIXABAY.COM-

 

Langkah Ratih melambat ketika melihat setiap sudut rumahnya. Ia seperti melihat dirinya sedang bermain bersama ibunya. Bahkan, coretannya di dinding ketika masih balita itu masih terpampang jelas. 

 

Ratih menatap daun pintu berwarna biru langit di depannya. Senyum kecil menghiasi wajahnya ketika melihat penataan kamar yang masih sama. Diletakkannya dua tas di atas ranjang. Setelah mengganti baju, Ratih keluar dari kamar dan berjalan menuju dapur. 

 

Sesaat, Ratih merasakan sentuhan di pundak yang membuatnya langsung menengokkan kepala. Di sana, Darminah tersenyum kecil. 

 

"Azam sudah Ibu tidurkan di kamar. Kamu bantu Ibu menyiapkan acara nanti malam, ya?" Ratih mengangguk paham. 

 

Semakin senja, tetangga mulai berdatangan membantu di dapur. Beberapa orang sibuk membuat sambal. Ada tiga jenis sambal yang akan disajikan, yaitu sambal terasi, sambal tempoyak, dan sambal mangga. Beberapa orang sibuk membakar ikan. Sementara yang lain, menggoreng tahu dan tempe. 

 

 

Di ruang tamu, Arya membawa beberapa lembar daun pisang yang cukup lebar. Ia menatanya di atas lantai yang dilapisi tikar pandan. 

 

 "Ini sudah semua, Bu? Ratih bantu menyajikan lauknya, ya." 

Tag
Share